Burung Migrasi Singgah di Taman Sembilang

Selasa, 20 Maret 2012 – 12:27 WIB

PALEMBANG – Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan menetapkan Taman Nasional (TN) Sembilang di kawasan Banyuasin, Sumatera Selatan sebagai tempat persinggahan (flyway network site) kedua di Indonesia dan ke-108 di dunia. Menurutnya, TN Sembilang sangat bagus dikembangkan. Baik sebagai kawasan konservasi, juga untuk kepentingan wisata.

“Wisata yang menantang,” ujar Zulkifli usai pembukaan the Sixth Meeting of East Asian Australasian Flyway Partnership (EAAFP) yang diikuti 19 negara di Hotel Aryaduta Palembang. Dengan luas kawasan sekitar 200 ribu hektar, TN Sembilang yang kaya flora dan fauna serta menjadi habitat dari beberapa spesies langka, termasuk harimau sumatera perlu untuk dilindungi.

Apalagi, kini TN Sembilang menjadi tempat persinggahan beragam jenis burung laut yang bermigrasi dari Siberia dan Australia. Ada sembilan jalur yang dilintasi dalam migrasi 50 juta burung dari 250 populasi itu. Jika dingin, mereka pindah ke kawasan yang lebih hangat. Saat pergantian musim, kembali lagi ke habitat asalnya.

Nah, di TN Sembilan yang punya kawasan rawa alami dengan sumber makanan yang banyak menjadi pilihan burung migrasi ini untuk berdiam sementara. “Kita sudah punya Taman Nasional Wasur di Kabupaten Merauke, Papua. Dan di TN Sembilang ini yang kedua kita tetapkan di Indonesia,”imbuh Zulkifli.

Menurutnya, di Indonesia ada sekitar 1.600 jenis burung. Dan yang termasuk dalam burung migrasi ada ratusan jenis. “Habitat persinggahan mereka harus di-protect, jangan diganggu dan diburu serta jangan diubah fungsinya,”tegasnya.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin SH mengatakan, dari sembilan jalur migrasi burung pantai itu salah satunya melintasi Sumsel. Dari data penelitian, kata Alex, ada 114.500 ekor burung migrasi pada jalur penerbangan Asia-Australasia yang mampir ke TN Sembilang ini.

“Mampirnya burung migrasi itu ke TN Sembilang merupakan peluang dan potensi wisata khusus di Sumsel. Bayangkan, ini satu-satunya tempat singgah selain di Papua. Ini special tourism, bukan wisata biasa,” tuturnya.

Ditambahkannya, TN Sembilang terdiri dari hamparan vegetasi hutan mangrove, rawa belakang, hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut. Sembilang seluas 202 ribu hektare lebih ditetapkan menjadi taman nasional melalui keputusan Menhut No 95/KPTS-II/2003 tanggal 19 Maret 2003.

”Di sana, ada 87 ribu hektare hutan mangrove yang masih utuh, terluas di Indonesia bagian Barat. Keseluruhan, ada 17 spesies mangrove atau sekitar 43 persen dari seluruh spesies mangrove di Indonesia ada di kawasan ini,”beber Alex. Beberapa jenis hewan langka seperti harimau sumatera, mamalia, dan reptilia hidup di sini.

Khusus burung, ada 112 jenis spesies burung ditemukan di TN Sembilang. Dimana, 44 spesies menggunakan mangrove sebagai habitat utama para burung ini hidup. Sejumlah 22 spesies lain terikat dengan kawasan ini.

Rencananya, seminar diikuti 13 negara. Kadishut Sumsel, Ir Sigit Wibowo menambahkan, peserta seminar itu mewakili government (pemerintah) dan non government (NGO/non-pemerintah), termasuk para scientist.(tha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibeli Murah, Petani Jagung Blokir Jalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler