Dibeli Murah, Petani Jagung Blokir Jalan

Selasa, 20 Maret 2012 – 10:29 WIB

DOMPU--Sejumlah petani jagung di Kabupaten Dompu menggelar aksi unjuk rasa. Mereka memprotes  harga jagung yang dirasakan sangat tidak adil dan jauh dari harapan. Dalam aksi Senin (19/3), petani jagung Madaprama bahkan sempat memblokir jalan.

Akibat aksi blokir itu, kemacetan panjang terjadi baik dari arah timur maupun arah barat. Tidak hanya itu, para pendemo juga menyandera beberapa kendaraan dinas. Sementara aparat Polres Dompu hanya berjaga dan mengawal aksi itu. Setelah dua jam aksi pemblokiran dilakukan, massa kemudian mendatangi Kantor Bupati Dompu untuk memperjuangkan harga jagung.

Massa yang dipimpin Juliansyah diterima Bupati Dompu, Drs H Bambang M Yasin, Wabup Ir H Syamsuddin MM, Sekda H Agus Buhari SH, Kapolres Dompu AKBP Beny Basir Warmansyah, Kasdim Dompu Mayor Inf Jalal Saleh dan sejumlah pimpinan SKPD. Dalam dialog yang dipandu langsung oleh bupati itu, masyarakat diminta agar ikut membantu mencari alternative agar harga jagung bisa pantas dan layak bagi masyarakat.

Bupati sangat menyayangkan aksi massa yang sampai melakukan blokir jalan karena sangat tidak menguntungkan. Aksi itu dinilainya telah mengganggu arus lalu lintas yang ada sekaligus mengganggu rencana pengusaha luar daerah untuk masuk ke Kabupaten Dompu. "Kenapa sampai memblokir jalan," sesal bupati.

Bupati juga sempat membuka SMS yang disampaikan korlap aksi Juliansyah yang mengabarkan harga jagung di Sumbawa dan Bima berkisar antara Rp 2.700-2.800 per kg. "Kalau ada yang mampu beli tinggi seperti ini, kenapa tidak undang untuk datang," semprot bupati.

Saat ini kata bupati pihaknya telah memerintahkan kepada perusda untuk melakukan pembelian jagung dengan harga Rp 1.900 per kg dengan kadar air maksimal 17 persen. Karenanya untuk memuluskan itu pihaknya telah menyiapkan sembilan gudang yang tersebar diseluruh kecamatan yang ada.

Sedangkan bagi jagung yang basah pihak perusda tidak akan membelinya, karena itu petani diminta untuk mengeringkan dulu sebelum dijual kepada perusda. "Diatas 17 persen perusda tidak terima," terangnya.

Sementara perwakilan massa Irfan Bara mengemukakan aksi unjuk rasa yang berujung kepada pemblokiran jalan terpaksa dilakukan agar pemerintah dapat memperhatikan atas jeritan petani yang begitu terpuruk akibat harga jagung yang terlampau turun. " Demo ini terpaksa kami lakukan agar dapat diperhatikan, kalau kami dianggap melanggar, tangkap kami,"  ujar Irfan di hadapan bupati.

Menurut Irfan, mereka adalah anak-anak petani yang merasakan akibat dari harga jagung yang turun, padahal biaya produksi mulai dari bibit, pengolahan, obat-obatan dan pupuk melambung. Karena itu bupati diminta agar memahami perasaan petani yang menderita akibat harga jagung ini.

Mereka juga menilai harga yang ditetapkan Rp 1.900 dengan kadar air maksimal 17 persen adalah harga yang murah. Karena itu mereka minta agar dapat dinaikan sampai Rp 2.200 per kg. Juliansyah malah lebih keras lagi bahwa penetapan harga sebesar Rp 1.900 sama saja bohong karena dalam kondisi kering. " Penetapan harga tadi sepihak, kami tidak menerima itu,"  tandas Juliansyah korlap aksi. (am)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diperintah Mabes, Polda Kepri Razia Diskotek


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler