Bus Listrik Akan Beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta

Minggu, 04 Maret 2018 – 02:05 WIB
Terminal III Bandara Soekarno Hatta. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (AP II) selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Mobil Anak Bangsa di ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2018 di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/3).

AP II akan melakukan uji coba bus listrik terbaru buatan PT Mobil Anak Bangsa di Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk mengurangi gas buang emisi yang sangat tinggi di lingkungan airside.

BACA JUGA: 5 Persen Saham PT MAB untuk Anak Bangsa

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan, MAB Electric Bus dengan lowdeck sangat cocok untuk dioperasikan di dalam kawasan airside bandara besar seperti Soekarno Hatta.

"Bus listrik ini untuk melayani pengguna jasa di Bandara Soetta. Dalam waktu dekat beroperasinya di tahun 2018 ini. Kami akan uji coba dua unit yang mereka siapkan di lintasan tiga km Bandara Soekarno Hatta. Kami hanya perlu menyiapkan space dan steker listrik sedangkan charging station mereka yang siapkan," ujar Awaluddin.

BACA JUGA: KSP Sambut Baik Undangan WEF untuk Presiden Jokowi

Dia menyebutkan, bus dengan panjang 12 meter dan memiliki 39 bangku itu bisa di-customize  sesuai dengan kebutuhan penumpang di bandara.

"Sekarang bus kecil, mengantar 2-3 kali itu riskan. Dengan bus ini bisa sekali angkut. Apalagi, emisi di airside sangat parah karena semua jenis traffic mulai kargo, orang, pengangkut peralatan. Jadi, dengan kehadiran mobil listrik bisa menekan emisi udara maupun darat," tambah Awaluddin.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Lion Air Group Naik?

Awaludin menambahkan, pengoperasian bus listrik itu berada di kawasan Bandara Soetta.

Pengoperasiannya melewati Terminal 1, 2, dan 2 sekaligus terintegrasi dengan Skytrain.

Rencananya, bus listrik tersebut siap diproduksi massal pada pertengahan tahun ini.

Untuk harganya, Moeldoko belum bisa mengatakannya secara pasti, tapi tidak akan lebih dari Rp 5 miliar.

"Yang jelas jauh lebih murah dari (bus listrik) di luar. Saya belum bisa pastikan. Tapi antara USD 300 ribu," kata Moeldoko.

Sementara itu, untuk produksi nantinya mencapai 30-40 unit per bulan.

Dia juga menargetkan bus listrik ini nantinya bisa menyerap komponen lokal di atas 60 persen.

"Saat ini, prototipe kedua bus listrik MAB sudah memiliki kandungan lokal sebesar 45 persen," terang Moeldoko. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KSP Tak Terlibat Pembentukan Relawan Jokowi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler