Ketiga korban tewas lainnya yakni, Endi Siswanto, 27, warga Kotobaru, pengendara sepeda motor, Zulhelmi, 12, dan Dasril, 60, keduanya warga Pasaman penumpang bus NPM.
Saat ini, sebanyak 15 orang dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang untuk mendapat penanganan intensif, dan beberapa di antaranya dirawat di RSUP Sungaidareh, Dharmasraya. Sopir bus diketahui bernama Iid, 37, warga Indarung Padang, dan Jimmy, 37. Iid merupakan sopir pertama saat ini juga dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang, sedangkan Jimmy dilaporkan masih kabur. Menurut keterangan manajemen PT NPM, keduanya sopir ini sudah senior.
Informasi berhasil dihimpun Padang Ekspres di RSUD Sungaidareh, sebanyak 14 orang korban sempat mendapat perawatan di RSUD Sungaidaerah. Namun belakangan, enam korban dirujuk RSUP Dr M Djamil Padang, lima orang lainnya sudah diperbolehkan pulang, dan sisanya masih mendapat perawatan rawat jalan. Lima korban sempat dirawat di lorong bangsal bedah akibat keterbatasan ruangan. Rata-rata korban mengalami patah tulang dan luka-luka di sekujur tubuhnya.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di KM 215 simpang Abaisiat, Kecamatan Kotobaru, Kamis (23/8) sekitar pukul 21.30 ini, berawal saat bus NPM nomor polisi BA 7597 BU jurusan Bandung-Padang menabrak sepeda motor Vario BA 5147 VQ dikendarai Endi Siswanto, hingga akhirnya nyunsep ke bibir jalan. Dalam kecelakaan itu, empat orang dilaporkan tewas, 23 luka berat dan 25 orang luka ringan. Bus sendiri bermuatan sekitar 50-an penumpang melaju kencang dari arah Jakarta menuju Padang, tepatnya dari arah Muarobungo menuju Gunungmedan. Saat proses evakuasi korban, sempat terkendala amibat terbatasnya jumlah ambulan. Bahkan, beberapa keluarga korban sempat mencak-mencak akibat terlambatnya evakuasi korban. mencak-mencak.
Sabtu (24/8), belasan penumpang bus NPM merasa ditelantarkan akibat tidak adanya bus pengganti. Mereka memilih berkumpul di Polres Dharmasraya. Budi, 32, salah seorang penumpang mengaku, ia bersama penumpang lainnya terpasak mencari makan sendiri usai peristiwa. "Kami kecewa, pengelola NPM tidak memperhatikan kami. Bus pengganti pun juga tak ada. Saya dan teman lain juga terpaksa mencari tempat istirahat sendiri," ulasnya.
Sekitar pukul 15.00 WIB, beberapa korban didampingi keluarganya terlihat mendatangi Mapolres Dharmasraya untuk mengambil barang-barang bawaan. Namun beberapa di antaranya sempat kecewa, karena sejumlah barang berharga tidak ditemukan seperti dialami Mimi, 32, asal Pariaman. Korban mengalami luka ringan ini mengaku kehilangan laptop. "Sebanyak orang yang ingin menolong, bukan tidak mungkin ada juga yang ingin menangguk di air keruh," keluhnya.
Evakuasi bus sendiri sempat terkendala akibat kondisi bus yang rusak parah. Setelah didukung dua unit alat berat, Jumat siang bus bisa dievakuasi dan dibawa ke Mapolres Dharmasraya. Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Aziz menyebutkan, evakuasi bus dilakukan dengan cepat guna menghindari hal-hal tak diinginkan. Apalagi bus maut tersebut jadi tontotan pengendara jalan, sehingga mengakibatkan kemacetan. "Butuh waktu ekstra untuk mengangkat bus tersebut dari dalam parit," ungkap Chairul Aziz.
Bantah Terlantar
Kepala Operasional Bus NPM Wilayah Sumbar, Edi membantah pihaknya menelantarkan penumpang . "Tak ada penumpang yang terlantar. Dua unit bus NPM langsung kita kirim ke lokasi kejadian guna membawa seluruh penumpang. Pihak rumah makan Gunung Medan yang menjadi mitra kami, juga telah membantu makanan. Korban meninggal juga telah kami antarkan ke rumah duka di Lubuksikaping. Seluruh kebutuhan pemakaman, juga telah ditanggung perusahaan," tegas Edi saat dihubungi Padang Ekspres, kemarin (24/8).
PT NPM, sebutnya, akan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. "Dalam waktu dekat, kami juga akan memberikan santunan kepada seluruh penumpang. Besaran santunan belum ditetapkan pihak perusahaan, karena perusahaan masih fokus mengurus keperluan penumpang, dan mengurus perawatan penumpang yang dirawat di rumah sakit," tambahnya.
Saat ditanya kelayakan bus nahas tersebut, Edi menjelaskan, bus tersebut buatan tahun 1996 dan telah beroperasi cukup lama. Bus juga telah diremajakan dengan melakukan perbaikan, dan pergantian terhadap mesin dan seluruh onderdil. "Kedua sopir termasuk sopir senior. Tapi yang namanya membawa kendaraan di jalan raya, musibah terus mengintai selama di perjalanan," tegasnya. Dia juga mengklaim, pihaknya telah memberikan penanganan maksimal terhadap korban dan keluarganya.
Pengawai kantor PT NPM di Ngalau Padangpanjang, Usdianto mengatakan, pihak perusahaan langsung menyiagakan satu unit bus untuk menjemput penumpang ketika mengetahui kecelakaan. Namun bus urung diberangkatkan, karena pihak perwakilan NPM di RM Umega Gunung Medan menyatakan penanganan di lapangan telah teratasi.
Bambang selaku penanggung jawab perwakilan NPM di RM Umega, melalui ponsel Usdianto mengatakan, pihaknya langsung meluncur ke lokasi saat kejadian. Di tempat kejadian peristiwa (TKP), pihaknya dibantu petugas yang berasal dari Pos PAM Lebaran langsung mengevakuasi penumpang ke lokasi rumah makan.
"Penumpang yang mengalami luka berat termasuk meninggal dunia, langsung kami evakuasi ke RSUD Sungaidareh. Sedangkan penumpang lainnya juga langsung dilarikan ke puskesmas terdekat," ungkap Bambang dari balik ponsel Usdianto.
Perwakilan NPM, sebut Bambang, terus berkoordinasi dengan instansi pemerintahan setempat termasuk mendatangkan tiga unit ambulan tambahan dari Sijunjung. "Kami tidak ingin penanganan pascakecelakaan terganggu karena ketersediaan ambulan di Dharmasraya. Semua penumpang yang berjumlah 53 orang itu, sangat cepat penanganan oleh petugas," ungkapnya.
Hingga kemarin, menurut Bambang, pihaknya masih melayani kebutuhan pihak keluarga dan korban selama perawatan. Seperti kebutuhan transportasi rujukan pasien, telah disediakan 18 unit ambulan yang mobiler secara bergantian. "Tidak hanya itu, keluarga korban yang berada di RSUD Sungaidareh juga kami sediakan nasi bungkus. Begitu juga keinginan keluarga untuk memindahkan perawatan ke kota masing-masing, ambulan kami sediakan," sebutnya.
Dia berkilah adanya beberapa penumpang di Mapolres Dharmasraya, hanya sebentar terkait kebutuhan kepolisian untuk dimintai kesaksiannya. "Kalaupun ada lima orang di Mapolres, itu hanya sebentar terkait kebutuhan kepolisian untuk kesaksian. Setelah diketahui yang bersangkutan membutuhkan perawatan, langsung dilarikan ke rumah sakit," ulasnya.
Terkait jaminan pascakejadian, Usdianto mengatakan, sudah menjadi tanggungan pihak asuransi. Namun sebagai bentuk simpatik, pihak PT NPM dan RM Umega juga sepakat memberikan santunan atau uang duka. "Informasi yang saya dapatkan dari perwakilan NPM, pihak asuransi tengah mengumpulkan data identitas penumpang," pungkas Usdianto.
Terancam Sanksi
Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumbar mengirim tim investigasi guna menelusuri kasus kecelakaan. Hasil investigasi akan menjadi pedoman untuk menentukan sanksi yang akan diberikan pada perusahaan bus tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumbar, Mudrika kepada Padang Ekspres, kemarin (24/8) mengatakan, sebanyak empat orang anggotanya telah dikirim ke Dharmasraya untuk melakukan investigasi. Tim akan mengungkap penyebab kecelakaan dan memeriksa seluruh kelengkapan kendaraan termasuk kelayakan bus.
"Kalau nantinya kami menemukan ada kesalahan, maka manajemen bus NPM akan diperiksa. Bisa saja kasus bus NPM ini sama dengan kasus PO Yanti, di mana sopir dijadikan tersangka beserta jajaran manajemen bus. Namun sebelum menjatuhkan sanksi, terlebih dahulu kami akan melihat hasil investigasi dari tim," ujar Mudrika.
Untuk sementara, Mudrika menduga penyebab kecelakaan akibat kelalain sopir bus yang membawa kendaraan melebihi batas kecepatan kendaraan. Dalam melakukan penyidikan, tim investigasi berkoordinasi dengan aparat kepolisian. "Kalau nantinya kecelakaan bukan karena kelalain sopir tapi karena kondisi kendaraan tidak sehat, sanksi berat akan segera diberikan. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga akan kita libatkan nantinya," jelasnya.
Santunan Cair Senin Depan
Terpisah, Kepala Cabang Jasa Raharja Sumbar, Abdul Haris menegaskan, seluruh korban kecelakaan bus NPM akan mendapatkan santunan. Bagi korban yang meninggal akan menerima santunan Rp 25 juta, sementara korban luka berat dan korban yang masih dirawat sesuai UU No 32 Tahun 1994 tentang Dana Penanggulangan Wajib Kecelakaan Laut, Darat dan Udara, berhak mendapatkan santunan Rp10 juta.
"Saat ini santunan memang belum bisa diberikan pada korban, karena kami belum mendapatkan data jumlah penumpang lengkap dari pihak perusahaan dan kepolisian. Namun, bagi tiga orang korban meninggal telah ditelusuri pihak Jasa Raharja ke rumah duka," ungkap Abdul Haris ketika ditemui Padang Ekspres di ruang kerjanya, kemarin (24/8).
"Rencananya, Senin mendatang santunan akan dicairkan. Supaya data tidak simpang siur, seluruh korban bus NPM dibawa dan dirawat di RSUP M Djamil, termasuk korban yang sekarang masih dirawat di RSUD Pulaupunjung," pungkasnya. (ita/kid/b/wrd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Guru Penerima Insentif Diduga Bodong
Redaktur : Tim Redaksi