jpnn.com, MALANG - Keberadaan bus sekolah kembali dipermasalahkan Organda Kota Malang, Jatim. Pasalnya, keberadaan angkutan massal bagi siswa sekolah ini, membuat nasib angkutan kota semakin tidak jelas.
Menurut Aekretaris Organda Kota Malang, Purwo Tjokro Darsono, keberadaan bus sekolah butuh kajian. Pasalnya, keberadaanya sangat memengaruhi pendapatan sopir angkutan kota atau angkot.
BACA JUGA: Asyik! Angkot Dapat Servis Gratis dari Suzuki
Dia berharap, melalui kebijakan lokal Pemerintah Kota Malang, bahwa angkot bisa difungsikan sebagai angkutan sekolah.
"Atau bisa dikatakan sebagai pengganti bus sekolah yang dianggap tidak efektif," ujar Purwo.
BACA JUGA: Sopir Angkot Minta Trans Tangerang Disetop
Penggunaan angkot bisa sebagai angkutan sekolah dengan sistem subsidi. "Jadi setiap siswa yang menggunakan jasa angkot tidak ditarik ongkos, tapi sudah dibayarkan oleh Pemkot melalui subsidi," sambungnya.
Sementara itu, Dito Arif Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, menegaskan bahwa dengan diberlakukannya angkutan kota sebagai angkutan sekolah merupakan hal yang sangat solutif.
BACA JUGA: Makin Banyak Bus Sekolah di Surabaya
Hal tersebut untuk mendukung program Dinas Pendidikan yang melarang siswa membawa kendaraan pribadi.
Dito berharap ada kajian ulang terhadap keberadannya rute yang dilewati. "Jadi, jika rute dilewati oleh angkutan umum maka tidak boleh dilewati oleh bus sekolah," kata Dito Arif. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecelakaan Pelajar Meningkat, Dana Bus Gratis Malah Dihapus
Redaktur & Reporter : Natalia