Butuh Bale di Pohon Natalnya Ancelotti

Minggu, 28 Juli 2013 – 10:00 WIB

jpnn.com - KAMIS (25/7), di Stade de Gerland, Real Madrid melakoni laga persahabatan kontra tuan rumah Olympique Lyon. Laga kedua tim berkhir imbang 2-2. Di ajang itulah pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, menjajal untuk kedua kalinya, formasi  pohon Natal andalannya. Dalam  ulasan singkat, MARCA menilai formasi pohon Natal atau 4-3-2-1 ala Ancelotti, masih jauh dari sempurna.

Akar pohon Natal ala Ancelotti belum sepenuhnya mencengkram. Para pemain masih kebingungan dengan peran barunya. Alhasil, Madrid harus susah payah mengejar ketinggalan 0-2. Mungkin, dengan kedatangan Bale, formasi pohon Natal itu menjadi sempurna.

BACA JUGA: Jelang Lebaran, Gaji Pemain Belum Juga Dibayar

Ancelotti memang berambisi mengubah gaya permainan Madrid. Pakem 4-2-3-1 yang diterapkan pelatih sebelumnya, Jose Mourinho, akan didaur ulang ke dalam formasi 4-3-2-1. Kemarin, perubahan itu nyata terlihat. Ancelotti memainkan Cristiano Ronaldo sebagai penyerang tunggal yang disokong  Mesut Ozil dan Karim Benzema.

Formasi jauh berbeda dengan era Mourinho ketika Benzema menjadi penyerang yang didukung Ronaldo, Ozil dan Di Maria. Hasilnya, kemarin, para pemain tidak tampil maksimal. Ronaldo tidak lagi bermain sebebas seperti era Mourinho. Ruangnya semakin sempit sehingga mudah dibaca oleh barisan bek Lyon. Benzema kelabakan menjadi winger. Begitupun Di Maria yang dimainkan sebagai gelandang tengah.

BACA JUGA: Misi Victory Keempat Hamilton

Untuk menyempurnakan formasi 4-3-2-1, Ancelotti memang masih kekurangan seorang gelandang serang serba bisa. Gareth Bale adalah sosok paling tepat. Dengan keberadaan Bale, maka posisi sayap bisa diberikan kepada Di Maria dan Ozil untuk menyokong Ronaldo. Sementara Bale bisa ditaruh sebagai gelandang tengah. Adapun Benzema dimainkan sewaktu-waktu untuk menggantikan posisi Ronaldo.

Ya, tanpa seorang gelandang tambahan, skuad Madrid akan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan formasi pohon Natal Ancelotti. Ini tentu berisiko besar. Sebab, perburuan gelar di La Liga sejatinya ditentukan di awal kompetisi. Pengalaman musim lalu bisa dijadikan pelajaran berharga.

BACA JUGA: Tanpa Bale, Spurs tetap Rakus

Saat itu, Madrid yang diasuh Mou, terlambat panas, banyak kehilangan poin di pekan-pekan awal kompetisi. Sebaliknya, rival Madrid, Barcelona, mendulang banyak poin. Hal itulah yang menyebabkan Madrid gagal mempertahankan trofi La Liga. (ish)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PBR Tunggu Agen dan Keluarga Camara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler