JAKARTA - PT Hutama Karya (HK) membutuhkan suntikan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5 triliun untuk membangun tol Trans-Sumatera. Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya Ary Widiyantoro mengatakan, penggunaan dana PMN pada pembangunan tahap pertama dibutuhkan Rp 1,5 triliun. Ini dari taksiran biaya sebesar Rp 5 triliun untuk tiga jalan tol tersebut.
’’Kami minta Rp 5 triliun, untuk semua pembangunan. Pada kuartal pertama 2013 ini, akan dibangun ruas tol Medan--Binjai, Indralaya--Palembang, dan Padang--Sicincin. Penggunaan dana PMN pada pembangunan tahap pertama dibutuhkan Rp 1,5 triliun, dari perkiraaan biaya sebesar Rp 5 triliun, dari total tiga jalan tol itu,’’ papar Ary di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (7/1).
Jadi, lanjut Ary, pihaknya meminta PMN diperhitungkan dari semua ruas. Paket pertama, 2013 ini dipakai sebesar Rp1,5 triliun dan sisanya untuk pembangunan ruas lainnya. ’’Kalau semuanya membutuhkan dana Rp 360 triliun,’’ tuturnya.
Namun, Ary belum bisa mengatakan berapa persen kesiapan Hutama Karya dalam membangunan tol Trans-Sumatera, mengingat proses pembangunannya tidak mudah. ’’Bukan PMN saja, Perpres juga kan belum turun dan masalah pembebasan lahan serta perizinan lainnya juga harus kita peroleh terlebih dahulu. Saat ini kita sedang menjalankannya.
Dana untuk pembiayaan pembangun tol ini akan meminjam terlebih dahulu ke bank milik Badan Usaha Milik Negera. Biasanya PMN turun akhir tahun. Jadi kita meminjam dulu ke bank BUMN. Sehingga pembangunan bisa berjalan,’’ ungkapnya.
Seperti diketahui, Hutama Karya siap mengerjakan tiga paket ruas jalan tol Trans-Sumatera. Panjang jalan tol yang akan digarap oleh Hutama Karya ini akan membentang sepanjang 2.700 km dan tahap pertama dengan panjang 300 km.
Pemerintah berencana memberikan insentif kepada Hutama Karya dalam proyek pembangunan tol tersebut. Dengan insentif ini, beban Hutama Karya menjadi lebih enteng dan bisa memeroleh untung. Berdasarkan perhitungan, tingkat keuntungan investasi dari proyek tersebut baru berkisar 6--13 persen. Tingkat keuntungan ini masih jauh dari keinginan dari pemilik proyek, PT Jasa Marga, sebesar 14,5 persen dan pihak swasta lain yakni 16 persen. (ers)
’’Kami minta Rp 5 triliun, untuk semua pembangunan. Pada kuartal pertama 2013 ini, akan dibangun ruas tol Medan--Binjai, Indralaya--Palembang, dan Padang--Sicincin. Penggunaan dana PMN pada pembangunan tahap pertama dibutuhkan Rp 1,5 triliun, dari perkiraaan biaya sebesar Rp 5 triliun, dari total tiga jalan tol itu,’’ papar Ary di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (7/1).
Jadi, lanjut Ary, pihaknya meminta PMN diperhitungkan dari semua ruas. Paket pertama, 2013 ini dipakai sebesar Rp1,5 triliun dan sisanya untuk pembangunan ruas lainnya. ’’Kalau semuanya membutuhkan dana Rp 360 triliun,’’ tuturnya.
Namun, Ary belum bisa mengatakan berapa persen kesiapan Hutama Karya dalam membangunan tol Trans-Sumatera, mengingat proses pembangunannya tidak mudah. ’’Bukan PMN saja, Perpres juga kan belum turun dan masalah pembebasan lahan serta perizinan lainnya juga harus kita peroleh terlebih dahulu. Saat ini kita sedang menjalankannya.
Dana untuk pembiayaan pembangun tol ini akan meminjam terlebih dahulu ke bank milik Badan Usaha Milik Negera. Biasanya PMN turun akhir tahun. Jadi kita meminjam dulu ke bank BUMN. Sehingga pembangunan bisa berjalan,’’ ungkapnya.
Seperti diketahui, Hutama Karya siap mengerjakan tiga paket ruas jalan tol Trans-Sumatera. Panjang jalan tol yang akan digarap oleh Hutama Karya ini akan membentang sepanjang 2.700 km dan tahap pertama dengan panjang 300 km.
Pemerintah berencana memberikan insentif kepada Hutama Karya dalam proyek pembangunan tol tersebut. Dengan insentif ini, beban Hutama Karya menjadi lebih enteng dan bisa memeroleh untung. Berdasarkan perhitungan, tingkat keuntungan investasi dari proyek tersebut baru berkisar 6--13 persen. Tingkat keuntungan ini masih jauh dari keinginan dari pemilik proyek, PT Jasa Marga, sebesar 14,5 persen dan pihak swasta lain yakni 16 persen. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wika Akan Garap Aspal Terbaik di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi