Butuh Pembenah Tanah untuk Mendukung Produktivitas Pertanian

Jumat, 19 Februari 2021 – 15:29 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi. Foto: Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Pembenah tanah atau memperbaiki tanah yang rusak merupakan salah satu yang harus dilakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.

Pembahasan mengenai pembenah tanah menjadi materi dalam “Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP)” yang digelar Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Jumat (19/2).

BACA JUGA: Mentan Syahrul: Sedapat Mungkin Hindari Lahan Gambut untuk Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kondisi tanah sangat penting untuk mendukung pertanian.

"Indonesia memiliki lahan yang subur tetapi untuk mendapatkan produktivitas yang diinginkan kondisi lahan harus dijaga. Karena lahan yang baik bisa menghasilkan tanaman yang baik juga," katanya.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Siap Cetak Petani Milenial yang Maju, Mandiri dan Modern

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi yang menjadi keynote speaker dalam kegiatan MSPP mengatakan pembenah tanah dilakukan untuk menyehatkan tanah.

"Kalau tanah sakit, misalnya kurang bahan organik, berarti pembenah tanahya bahan organik kompos dan lainnya. Kuncinya tanahnya sehat. Oleh karena itu pembenah itu dikatakan penyehatan tanah," terangnya.

BACA JUGA: Pandemi Covid-19 dan Bencana, Penyuluh Tetap Mendampingi Petani Jaga Produktivitas

Ia menambahkan tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat.

Tanaman yang sehat akan menghasilkan pangan sehat.

Pangan yang sehat akan menjadikan bangsa yang sehat, bangsa yang semangat untuk memajukan pembangunan pertanian di tanah air.

“Oleh karena itu bangsa yang maju harus dimulai dari tanah yang sehat," katanya.

Dedi mengatakan menyehatkan tanah bukan hanya menjadi tanggung jawab peneliti.

Semua insan pertanian harus berusaha menyehatkan tanah.

"Kalau ada indikasi tanah kurang sehat, kurang unsur hara, kurang subur dan lainnya, itu tugas semua untuk membuat tanah lebih sehat dan harus dibenahi,” katanya.

Oleh karena itu, Dedi mengajak semua insan pertanian untuk sama-sama memahami dan mengerti serta mengimplementasikan pembenahan tanah di lokasi masing-masing.

Menurut Dedi, dengan tanah yang sehat maka produktivitas akan melejit.

Produksi pertanian Indonesia akan bisa bersaing dengan produk lain.

Penyediaan pangan untuk bangsa juga bisa terjamin.

"Dengan tanah sehat kita bisa menghasilkan produk berdaya saing untuk diekspor ke mancanegara," ujarnya.

Peneliti Utama Badan Penelitian Tanah BBSDLP Balitbang Pertanian Ai Dariah menjelaskan lebih lanjut mengenai pembenah tanah.

"Definisi ini sudah disepakati dalam Permentan 01 Tahun 2019. Pembenah tanah adalah bahan-bahan sintetis atau alami organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi tanah," kata Ai Dariah yang menjadi narasumber MSPP.

Dia menjelaskan pembenah tanah diperlukan tanah yang mempunyai faktor pembatas alami untuk pertumbuhan dan produksi pangan.

"Pembenah tanah juga dilakukan jika tanah telah mengalami penurunan kualitas tanah, serta untuk mencegah kerusahan atau penurunan kualitas," terangnya.

Tujuan pembenah tanah, kata dia, untuk menciptakan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan dan prduksi tanaman, perkebangan biota tanah, serta meningkatkan ketahanan tanah.

Menurut Ai Dariah, pembenah tanah ada dua jenis yaitu alami dan sintetis.

Pembenah tanah alami terdiri dari organik, hayati, anorganik atau mineral.

Pembenah tanah sintetis dilakukan untuk tanah yang sudah mengalami rekayasa mengalami perubahan senyawa, yaitu organik dan anorganik. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler