jpnn.com, JAKARTA - Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas meminta Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko belajar dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam menjaga muruah dan mendirikan partai politik.
Menurut Anwar, apa yang dilakukan Moeldoko di tengah krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 menambah berat beban negara.
BACA JUGA: Mas AHY Tiba di Kantor Kemenkum HAM, Langsung Keluarkan Kalimat Ini, Tegas, Brimob Bersiaga
"Itu tentu jelas-jelas tidak kami inginkan. Kami ingin negeri ini tenang tenteram dan damai. Dan kami tidak ingin pemerintah terutama Presiden Jokowi terseret-seret dan diseret-seret ke dalam persoalan ini. Padahal beliau sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara saat ini sedang sibuk dan fokus menghadapi dan mengatasi masalah besar, yaitu pandemi Covid-19 yang sangat memerlukan persatuan dan kesatuan," kata Anwar kepada jpnn.com, Senin (8/3).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu mengharapkan masalah yang ditimbulkan Moeldoko itu tidak berlarut-larut dan merusak persatuan. Terutama di internal Partai Demokrat.
BACA JUGA: Pelaku 5 Orang, Pakai Toyota Avanza, Banyak Korbannya
"Saya menyarankan Pak Moeldoko sebaiknya belajar dengan Ibu Megawati, di mana ketika menghadapi masalah di internal partainya di PDI (Partai Demokrasi Indonesia) dengan Soerjadi dan Butu Hutapea di pihak lain, beliau malah tampak oleh kita melakukan langkah-langkah yang sangat arif dan bijaksana, yaitu mendirikan partai baru dengan mengubah nama partainya yang semula PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999," jelas Anwar.
Menurut Anwar, langkah yang diambil Presiden Kelima RI itu sangat elegan. Bahkan, PDI Perjuangan mendapatkan legalitas sehingga dapat mengikuti Pemilu 1999 bersama PDI yang menjadi saingannya.
BACA JUGA: Bima Arya Unggah Foto Bersama AHY, Baca Tuh Kalimatnya
"Untuk itu, saya menyarankan Moeldoko juga mengikuti langkah-langkah seperti yang ditempuh Megawati tersebut dengan mendirikan partai baru yang namanya bisa Partai Demokrat Baru atau Partai Demokrat Bersinar sehingga kedua partai ini nanti bisa sama-sama mendapatkan legalitas untuk ikut Pemilu 2024," kata Anwar.
Anwar menilai langkah itu bisa menjadi ajang pembuktian kedua pihak, siapa yang lebih dipercaya oleh anggota dan simpatisannya.
Dalam kasus Megawati, Anwar melihat yang bersangkutan memiliki massa yang banyak dan luas. Megawati juga bekerja keras untuk mengambil simpati rakyat, terutama para pendukung dan simpatisannya.
Hasilnya, dalam pemilu pertama yang dilaksanakan di awal reformasi itu, partai baru yang didirikan tersebut, selain bisa mengalahkan PDI yang menjadi saingannya, PDI Perjuangan juga keluar sebagai partai pemenang pemilu.
"Saya melihat cara yang ditempuh Megawati ini jelas-jelas sangat elegan, konstitusional, dan sangat-sangat terhormat," kata Anwar. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga