jpnn.com, JAKARTA - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menilai eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi bisa menjadi kunci permainan rasuah di lembaga peradilan itu. Sebab, ptia yang akrab disapa BW itu meyakini Nurhadi tidak bisa sendiri memainkan perkara di MA.
"Lagi-lagi saya mau mengatakan ternyata Pak Nurhadi itu menurut saya punya jaringan yang cukup kuat karena korupsi tidak mungkin dilakukan sendiri," jelas BW dalam sebuah diskusi melalui telekonferensi, Jumat (5/6).
BACA JUGA: Update 5 Juni: Hamdalah, Ada Pengurangan Jumlah Pasien Positif COVID-19 di Wisma Atlet
Pertama, kata BW, Nurhadi pasti memiliki jaringan yang sebagiannya ada di internal MA. Dan Sekjen MA adalah pintu masuk bertemunya hampir seluruh kepentingan dan kekuatan kekuasaan yang ada di Indonesia.
"Kalau dia mau berkomunikasi dengan MA maka pintu masuknya adalah Sekjen MA. Jadi Sekjen MA itu pada saat itu makanya disebut sebagai the dark princess of unjustice karena dia bisa mengelola seluruh proses pertemuan tadi dan transaksi diduga dimulai dari titik ini," ungkapnya.
BACA JUGA: Tolong Disimak, PSBB Bodebek Diperpanjang Hingga 2 Juli
Maka dari itu, lanjut BW, KPK bersama penegak hukum lain bisa membongkar kasus Nurhadi jauh lebih besar lagi daripada kasus Nurhadi yang senilai Rp 46 Miliar.
"Karena dari titik itulah kemudian kasus ini bisa di profil jauh lebih besar lagi ini juga menarik," katanya.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Akhirnya Salat Jumat di Masjid Istana
Tidak hanya itu, menurut BW, bagian menarik lainnya, Sekjen MA berpotensi menjadi pintu masuk untuk berkomunikasi dengan hampir seluruh pencari keadilan.
"Bahkan diduga Sekjen MA juga punya kemampuan dan kepentingan untuk memastikan siapa calon hakim agung yang harusnya lulus di MA," tuturnya.
Oleh karena itu, BW mengharapkan peristiwa ini jadi momentum bersih-bersih di tubuh MA.
Hal itu didukung dengan terpilihnya Ketua MA yang baru saja dilantik, yaitu Syarifuddin.
"Ini saatnya sebenarnya alhamdulillah, kami punya pimpinan MA yang baru, Pak Syarifuddin. Pak Syarifuddin ini sebenarnya kalau beliau mau ini adalah momentum untuk melakukan bersih-bersih," ujar BW. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga