jpnn.com, PANDEGLANG - Kemarau panjang masih dirasakan sebagian besar masyarakat di wilayah pesisir barat Kabupaten Pandeglang, Banten.
Banyak sawah kering dan sulit ditanami padi akibat kemarau. Hal ini membuat penghasilan para petani berkurang drastis.
BACA JUGA: Sambut Hari Santri, BWA Distribusikan 10 Ribu Al-Quran di Jawa Barat
Tak sedikit para petani beralih profesi menjadi buruh kasar di kota untuk mencari penghasilan guna menafkahi keluarga.
Selain petani yang tak bisa menggarap sawah, masyarakat kesulitan mengakses air bersih untuk sehari-hari.
BACA JUGA: BWA Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Pandeglang
Badan Wakaf Al-Qur'an (BWA) melalui program Sedekah Kemanusiaan menyuplai air bersih untuk warga Pandeglang, Banten, yang terdampak kemarau.
Pada tahap awal, September 2023, BWA menyuplai 6.000 liter air beesih untuk warga Kecamatan Patia, Cikeusik, dan Panimbang.
BACA JUGA: Masjid Al-Jabbar Kehilangan Ribuan Al-Quran, BWA Langsung Bergerak
Pada akhir Oktober 2023, tim BWA kembali mendistribusikan bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan.
Penyaluran bantuan air bersih tahap kedua ini dilakukan di 8 kampung yang ada di 5 kecamatan, yakni Pagelaran, Sukaresmi, Sobang, Picung, dan Patia.
Salah satu warga Desa Kubangkampil, Nurlina Wati yang mewakili warganya menyampaikan rasa syukur mendapat bantuan air bersih dari BWA.
“Saat ini warga kami sangat membutuhkan air bersih karena beberapa bulan dan hampir ingin satu tahun kami mengalami kemarau panjang," kata Nurlina, seperti dikutip dalam siaran tertulis, Selasa (24/10).
Hal senada diungkap Juni Jaharudin, warga Kampung Baraluk, Desa Cimoyan, Kecamatan Patia. Dia mengatakan bahwa warga sangat senang dengan bantuan tersebut.
"Alhamdulillah setelah datangnya air bersih dari BWA, Masyarakat di sini sangat senang dan merasa terpenuhi kebutuhan air bersihnya," tutur Juni Jaharudin.
Diketahui, Pemkab Pandeglang melalui SK Nomor 300.2.3/Kep.313-Huk/2023 yang diterbitkan Bupati Pandeglang tentang status Siaga Darurat Bencana Alam Kekeringan yang dimulai sejak 19-23 Oktober 2023.
Dampak dari fenomena El Nino yang membuat musim kemarau lebih panjang sehingga berdampak di berdampak kekeringan ekstrem. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh