jpnn.com - Menyusul pelarangan puluhan aplikasi asal Tiongkok, termasuk TikTok di India, ByteDance sebagai perusahaan induk platform video pendek itu mulai mencari cara untuk menyelamatkan asetnya.
ByteDance pun mulai melakukan pembicaraan kepada pesaing lokal dan unicorn Glance, untuk menjual aset TikTok.
BACA JUGA: Mengenal Bisnis Skema Piramida, Jeratan TikTok Cash, Kini Diblokir OJK
Rencana tersebut dilaporkan masih dalam tahap pembicaraan, dikutip dari GSM Arena, Senin.
Operasional TikTok di India secara permanen ditutup pada Januari lalu, dan menarik diri untuk keluar dari negara tersebut.
BACA JUGA: WhatsApp Segera Merilis Fitur Multiperangkat
Sejak saat itu, ByteDance telah mencari cara untuk setidaknya menyelamatkan beberapa aset lokalnya.
Kesempatan itu kemudian muncul ketika perusahaan multinasional Jepang SoftBank Group menjadi pendukung bagi induk TikTok, ByteDance, dan induk Glance, InMobi Pte.
BACA JUGA: Facebook Ikut Cari Peruntungan di Pasar Jam Tangan Pintar
Menurut sumber yang mengetahui masalah, pembicaraan tersebut melampaui hubungan bisnis sederhana antarperusahaan.
Mengingat ketegangan India/China yang sedang berlangsung, pemerintah India harus memberikan persetujuan pada kesepakatan semacam itu.
Sumber mengklaim otoritas akan bersikeras bahwa data dan teknologi pengguna TikTok tetap berada di dalam perbatasan India.
Aturan China yang cukup baru tentang ekspor teknologi diperkirakan akan memperumit negosiasi lebih jauh.
Namun, kemungkinan besar kedua pemerintah akan menyetujui kesepakatan akhir yang dimediasi SoftBank antara ByteDance dan InMobi Pte itu.
Nasib malang TikTok di India dimulai pada pertengahan tahun lalu ketika pemerintah India mengeluarkan larangan awal, dengan alasan ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan negara.
Pada saat itu TikTok memiliki 200 juta basis pengguna di India dan ratusan karyawan lokal.
Sejak itu, sebagian besar mantan karyawan tertarik pada aplikasi dalam negeri saingan TikTok yang bermunculan dan tumbuh pesat dengan harapan mengisi kekosongan pasar.
Glance atau Glance Digital Experience sesuai nama lengkapnya, mitra yang paling mungkin dalam kesepakatan transfer aset yang disebutkan di atas, jelas merupakan salah satu nama terbesar.
Induknya, InMobi, didirikan oleh alumnus Harvard Business School Naveen Tewari dan merupakan unicorn pertama di India -- istilah untuk menunjukkan perusahaan rintisan atau startup bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS.
Status unicorn itu baru saja diperoleh pada Desember, setelah dimulainya serangkaian larangan untuk TikTok, serta pendanaan dari Google dan Mithril Capital, milik miliarder Peter Thiel, untuk InMobi. (ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha