"Tidak ada istilah SEA Games untuk sarana pemanasan atau pematangan atlet muda. Semua yang berangkat harus yang berpotensi merebut medali," terang Joko Pekik, Deputi IV Kemenpora.
Dia menambahkan, para atlet muda yang membutuhkan sarana pematangan bisa dikirimkan ke berbagai kejuaraan yang sifatnya "tak resmi". Di antaranya ialah yang memiliki embel-embel open atau invitation. Jika tetap dipaksakan berangkat ke SEA Games, hal itu tentu bakal menyedot dana yang tidak sedikit.
Ucapan Joko disetujui Hadi Wihardja. Pria yang menjabat sebagai Koordinator Olahraga Bidang Terukur tersebut mengatakan, SEA Games memang menjadi ajang untuk menang. Karena itu, seleksi serta keputusan tentang atlet yang bertanding di SEA Games harus melewati tahapan serius.
"Kalau dulu-dulu bilang bahwa SEA Games untuk pematangan atlet, sekarang tidak lagi. Harus yang potensi medali yang diberangkatkan," ujar Hadi. Pelatnas memang tengah goyah. Pasalnya, hingga kini belum ada kepastian tentang jumlah dan waktu pengucuran dana Pelatnas.
Joko Pekik hanya mengatakan jika dana Pelatnas masih ngendon di Kemenkeu. Kabarnya, dana akan dicairkan sebanyak Rp 250 miliar kisaran Maret mendatang. "Saat ini masih dibintangi oleh Kemenkeu. Kami harapkan cair as soon as possible," tambah Joko. (jos/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Atletico Madrid Gagal Dekati Barca
Redaktur : Tim Redaksi