Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit (Kasi P2) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Vini Andiani Dewi mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan 4.150 pos minum obat di setiap RW, kader tenaga pelaksana eliminasi sebanyak 16.600 orang, 276 posko desa, 31 posko kecamatan, tujuh rumah sakit, dan 62 posko Puskesmas yang buka 24 jam selama pelaksanaan POMP.
"Kami menargetkan memberikan obat filariasis tahun ini mencapai 100 persen atau sekitar 2,5 juta jiwa, dengan usia dua sampai 65 tahun. Pada tahun lalu, pemberian obat filariasis hanya mencapai 82,13 persen," ujar Achmad.
Dari sekitar 3,2 juta penduduk, diharapkan 2,5 juta orang sehat, dan memenuhi syarat untuk minum obat. Syarat minum obat filariasis di antaranya tidak sakit kronis, tidak gizi buruk, tidak hipertensi, tidak epilepsi, diabetes, ginjal, dan asma.
Pada POMP tahun ini program tersebut menelan anggaran Rp 2,5 miliar dan hampir Rp 1,9 miliar untuk biaya transport 16.600 kader TPE. Sisanya untuk pengadaan barang dan logistik seperti spanduk, poster, pamlfet, plastik obat, etiket obat serta untuk biaya sosialisasi di berbagai media massa seperti TV, radio, dan surat kabar.
Vini menambahkan, semua anggaran tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Bandung. Sementara untuk obat-obatan menghabiskan dana sekitar Rp 3 miliar yang berasal dari APBN, sehingga total anggaran yang diperlukan untuk program POMP ini sekitar Rp 5,5 miliar.
"Sangat disayangkan kalau masyarakat tidak turut berpartisipasi mengikuti POMP. Karena selain dana yang besar, menurut ilmu epidemilogi akan terjadi kecacatan di 30.000 orang penduduk Kabupaten Bandung bila tidak berhasil dalam POMP selama lima tahun berturut-turut," tandasnya. (apt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPKP Audit Rekening Bupati Pinrang
Redaktur : Tim Redaksi