jpnn.com - JAKARTA - Posisi cadangan devisa akhir Mei 2016 sejumlah USD 103,6 miliar alias lebih rendah dibandingkan April. Saat itu, cadangan devisa sempat menyentuh USD 107,7 miliar.
Meski begitu, cadangan devisa itu mampu untuk membiayai 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
BACA JUGA: Politikus PDIP Desak Presiden Jokowi Terbitkan Keppres
”Cadangan devisa itu lebih tinggi dari standar kecukupan cadangan devisa berlaku secara internasional sekitar 3 bulan impor,” tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.
BI menilai jumlah cadangan devisa itu tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Koreksi cadangan devisa itu terutama dipengaruhi penyediaan valas untuk kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk sesuai pola musiman.
BACA JUGA: Mitsubishi Indonesia Recall 124.435 Unit Mobil, Ada Apa ya?
Kondisi tersebut mengakibatkan penempatan valas perbankan di Bank Indonesia menjadi lebih rendah. Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental.
BI memperkirakan penurunan cadangan devisa pada Mei 2016 tersebut bersifat temporer. Hal itu didukung kondisi pasar keuangan global saat ini kembali kondusif sebagaimana tercermin pada peningkatan ketersediaan valas di pasar domestik.
BACA JUGA: Petani Garam Semakin Resah
”BI akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa untuk mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga,” tukasnya. (far/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh, Kunjungan Turis Semakin Menurun
Redaktur : Tim Redaksi