Cak Imin Bedah Islam dan Politik di Universitas Diponegoro

Rabu, 30 Agustus 2017 – 19:35 WIB
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Abdul Muhaimin Iskandar foto bersama dalam acara Stadium Generale dihadapan Civitas Academika Universitas Diponegoro di Kampus Undip Semarang, Rabu (30/8). Foto: Dok. PKB

jpnn.com, SEMARANG - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa perdebatan klasik yang masih menarik diperbincangkan adalah apakah Islam dan politik merupakan dua hal yang semestinya terpisahkan.

Menurut Pria yang akrab disapa Cak Imin, jika merunut jejak sejarah nusantara dan dunia, maka Islam dan politik tidak mungkin atau mustahil untuk dipisahkan.

BACA JUGA: Kang Emil Inginkan PKB Pimpin Koalisi Pengusungnya di Pilgub Jabar

“Sejak kelahirannya, gerakan Islam merupakan entitas yang menjadi bagian dari kekuasaan politik ataupun dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan yang telah ada. Kompromi, persuasi, koalisi, oposisi, konsensus bahkan perang, merupakan bagian integral dalam perkembangan Islam,” kata Cak Imin dalam acara Stadium Generale dihadapan Civitas Academika Universitas Diponegoro di Kampus Undip Semarang, Rabu (30/8).

Hadir dalam kesempatan itu, Rektor Undip, Prof. Yos Johan Utama, Dekan FISIP Undip, Dr Sunarto dan jajaran akademisi senior lainnya. Acara stadium Generale ini juga di dihadiri Menristekdikti Mohammad Nasir, Mendes PDTT Eko Sandjojo, Menaker Hanif Dhakiri, Menpora HM Imam Nahrawi dan sejumlah anggota Fraksi PKB DPR.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Minta PKB Pimpin Koalisi

Dalam kesempatan Stadium Generale itu, Cak Imin yang juga dikenal sebagai Tokoh Muda Islam itu menyampaikan pidatonya yang bertajuk “Membumikan Pancasila dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Dalam Sistem dan Lanskap Politik Nasional dan Daerah”.

Secara fokus, Cak Imin mengemukakan beberapa analisisnya terhadap sejumlah persoalan faktual yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia. Mulai dari kecenderungan mengerasnya pemahaman agama yang dangkal, problematika kemiskinan, persoalan ketidakadilan dan masalah-masalah lain yang sedang dihadapi bangsa dan negara Indonesia saat ini.

BACA JUGA: Demi Gus Ipul, Cak Imin Harapkan Khofifah Tak Maju di Pilgub Jatim

“Islam politik jangan dimaknai sebagai hal yang negatif. Islam politik sama sekali tidak identik dengan fundamentalisme. Saya menawarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin sebagai konsep dan "ideologi" Islam politik, yang wajib diturunkan ke dalam program kerja konkret bagi siapapun yang meyakininya,” kata Cak Imin.

Menurut Cak Imin, ada dua hal yang prinsip dalam "ideologi" Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, yaitu kemanusiaan dan keadilan. Kemanusiaan, kata Cak Imin, bermakna sebagai rasa belas kasih dan solidaritas kepada siapapun yang membutuhkan.

“Apapun latar belakang agama, sosial budaya dan pandangan politiknya. Sementara keadilan bermakna penegakan hukum yang dilaksanakan dengan seadil-adilnya dan pemenuhan hak-hak mendasar rakyat sesuai konstitusi,” ujar Cak Imin.

Karena itu, kata Cak Imin, jangan lagi didikotomikan antara Pancasila dan Islam serta Kebangsaan dengan Islam. Ada dua kata "adil" dan ada satu kata "kemanusiaan" dalam Pancasila.

“Hal ini sudah sejalan secara prinsipil dengan Rahmatan Lil ‘Alamin. Orang-orang yang mendikotomikan Islam dengan Kebangsaan adalah kaum tuna sejarah. Mereka pura-pura lupa bahwa perjuangan kemerdekaan di banyak negara Asia Afrika, bahkan negaranya sendiri, adalah kolaborasi solid antara cinta pada Islam dan cinta pada tanah air,” kata Cak Imin.

Cak imin menegaskan bahwa sebagai bangsa Indonesia, kita harus berpikir keras untuk menemukan jalan demi membumikan Pancasila.

“Saya punya resep sederhana. Pancasila dibumikan bukan dalam ruang hampa, namun dalam lingkup yang saat ini penuh problema. Maka, prasyarat dasarnya perlu terus diperbaiki agar upaya membumikan bisa efektif,” katanya.

Cak Imin menyampaikan tiga resep sederhana. Pertama, tegakkan hukum dan berikan keadilan. Kedua, penciptaan lapangan kerja dan pemenuhan hak dasar. Agar rakyat merasa terus punya harapan, harga diri dan pikiran positif. Ketiga, teladan dari para pemimpin.

“Jika tiga pra syarat dasar ini bisa kita penuhi, membumikan Pancasila menjadi kerja yang lebih sederhana dan lebih mudah,” tandas Cak Imin.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPN 10 Persen Dicabut, Petani Tebu Apresiasi Cak Imin


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Islam Moderat   Cak Imin   PKB  

Terpopuler