jpnn.com - BANDUNG - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan komunitas muslim di Rusia perlu belajar ke Indonesia tentang cara hidup berdampingan antarumat dengan damai.
Menurut Cak Imin, Indonesia sebagai negara multietnis telah diakui sebagai negara yang masyarakatnya hidup rukun.
BACA JUGA: Soal Capres-Cawapres, Cak Imin Diberi Batas Waktu Sebelum Ramadan
Rusia yang sedang berperang melawan Ukraina seharusnya belajar kepada Indonesia.
“Saya yakin Islam Indonesia ahlul sunnah wal jamaah bisa membantu merintis perdamaian antara Rusia dan Ukraina, karena sesama muslim bisa mendamaikan perang di sana," kata Cak Imin dalam Dialog Kehidupan Islam di Indonesia dan Islam di Rusia, yang digelar di Ponpes Nurul Iman, Cibaduyut, Bandung, Selasa (24/1).
BACA JUGA: Cak Imin: PKB Siap Memfasilitasi Hak Politik Disabilitas
Cak Imin juga meminta Rusia segera mengakhiri perang melawan Ukraina.
Menurutnya, konflik Rusia dengan Ukraina merugikan negara di dunia, termasuk bangsa Indonesia.
BACA JUGA: NATO Dilanda Konflik Internal, Rusia: Mereka Mulai Cemas
Cak Imin meyakini Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam siap merintis perdamaian di kedua negara tersebut.
Menurut Cak Imin, saat ini di Eropa sedang kebingungan menghadapi paham radikal wahabi yang menjamur.
Cak Imin mengusulkan agar takmir Indonesia dikirim ke Eropa untuk menjadi takmir masjid-masjid dan melawan paham wahabi di Eropa.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan negaranya juga melindungi semua agama, suku, dan bangsa.
Menurut Lyudmila, Islam datang lebih awal ke Rusia sebelum ke Asia Tenggara. Dia juga bilang saat ini terjadi kebangkitan Islam di Rusia, Masjid meningkat 70 kali lebih banyak, totalnya ada 7.000 masjid.
Pada 2022 silam tepat di saat Rusia berperang dengan Ukraina, muslim Rusia merayakan 1.100 tahun Islam di Rusia.
"Saat ini penduduk Rusia sebanyak 150 juta orang, 30 juta adalah beragama Islam. Tradisi Rusia dan Indonesia sama, yaitu semua agama dan bangsa bisa hidup bersama. Namun, kami lebih dekat ke Islam," kata Lyudmila yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan