Cak Imin dan Ganjar Pranowo Berduet Dalam Darah Juang Antologi Puisi

Jumat, 12 November 2021 – 11:59 WIB
Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyumbangkan karya puisinya untuk buku berjudul 'Darah Juang Antologi Puisi'.

Buku yang berisi ratusan puisi mantan aktivis itu diluncurkan pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 lalu di Yogyakarta.

BACA JUGA: Cak Imin Dukung Jokowi jadi Pahlawan Dunia

Koordinator aksi puisi FX Rudy Gunawan menjelaskan bahwa antologi puisi ini merupakan karya mantan aktivis yang tergabung dalam Paguyuban Darah Juang (PDJ).

PDJ sendiri lahir pada 2016 di Kampus Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM).

BACA JUGA: Peserta Lapor Cak Imin Aja Membeludak, RMP: Ini di Luar Ekspektasi Kami 


Foto: source for JPNN.com

Menurut Rudy, selain Cak Imin (Muhaimin Iskandar) dan Ganjar, ada juga Mensesneg Pratikno dan Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza serta alumni UGM lainnya menyumbang puisi.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Bangun Fasilitas AIr Bersih, Warga Sedulur Sikep Samin Dibuat Terharu

"Jadi, kami meminta semua teman-teman aktivis dan alumni UGM era reformasi untuk membuat puisi. Respons teman-teman ini sangat baik. Sehingga kami buat bukunya," terang Rudy.

Penerbitan buku oleh PDJ sendiri sebagai wadah menyampaikan aspirasi mantan aktivis melalui tulisan.

"Ini aksi konkret kami untuk menyampaikan segala unek-unek kami. Apalagi kondisi Covid-19 saat ini banyak yang perlu disampaikan," ujar Rudy yang juga sebagai penulis itu.

Di samping itu, terbitnya buku Darah Juang Antologi Puisi ini bertujuan mengingatkan masyarakat untuk saling peduli. Warga diajak untuk berkontribusi dengan cara yang mereka kuasai untuk kepentingan bangsa.

"Ini sebagai pengingat agar jangan pernah berhenti peduli dengan bangsa. Ikut berkontribusi dengan skala masing-masing," katanya.

Rudy tak menampik bahwa banyak hal, terutama di pemerintahan, yang berubah di situasi seperti ini. Adanya sekat-sekat di pemerintah, perpecahan, dan friksi yang ada di masyarakat harus diakhiri.

Dia juga berharap generasi muda lebih produktif dan cerdas. "Termasuk memanfaatkan digitalisasi untuk pemberdayaan, misalnya untuk ekonomi," kata aktivis 1980 itu. (*/adk/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler