jpnn.com, JAKARTA - Ketum DPP Partai Kebangkitan Bangsa A Muhaimin Iskandar mendukung komitmen Presiden Jokowi menangani perubahan iklim dunia.
Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur yang biasa disapa Cak Imin ini menyebut saat ini kesempatan emas bagi Jokowi menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia serius menangani perubahan iklim.
BACA JUGA: Peserta Lapor Cak Imin Aja Membeludak, RMP: Ini di Luar Ekspektasi KamiÂ
Cak Imin meminta komitmen yang disampaikan Jokowi saat KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia itu didukung penuh oleh semua pihak, khususnya pelaku di dunia usaha.
"Setahun ke depan adalah kesempatan emas Jokowi dan dunia usaha menjadi pahlawan dunia dalam menyelamatkan alam," ujar Cak Imin saat menjadi keynote speaker pada talkshow bersama pelaku usaha bertajuk 'Meningkatkan Pendapatan Ekonomi dan Komitmen Menjaga Lingkungan', Senin (8/11).
BACA JUGA: Lapor Kepada Cak Imin Saja! Ada Hadiah Mobil
Cak Imin mengatakan sains dan bukti-bukti kualitatif tidak bisa dibantah bahwa bumi sedang menghadapi suhu panas, cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan banjir dalam skala yang ekstrem.
"Indonesia memiliki kedudukan khusus dan dapat memainkan peran penting dalam mendinginkan suhu bumi. Indonesia menjadi paru-paru dunia, karena hutan alam kita dan mangrove telah menyerap karbon dalam skala raksasa," katanya.
BACA JUGA: Adi Prayitno: yang Belum Dimiliki Cak Imin Adalah Posisi Ketua Umum PBNU
Wakil Ketua DPR itu juga mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kerentanan ekstrem akibat perubahan iklim, seperti naiknya permukaan laut, curah hujan ekstrem, dan kegagalan panen.
Cak Imin mengatakan solusi-solusi perubahan iklim harus hadir sebagai masalah yang urgen dan mendesak.
"Pemerintah perlu menggunakan pendekatan a whole government dan a whole society untuk mencapai target peak emission nasional dan carbon net sink FOLU (Forestry and Other Land Use) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission pada tahun 2060 atau mungkin bisa lebih cepat," katanya.
Cak Imin menilai perubahan iklim hanya dapat diatasi dengan dua cara, yaitu perubahan kebijakan dan perubahan perilaku. Perubahan di sisi negara dan di pihak warga, termasuk perubahan di sisi supply dan sisi demand.
Dia optimistis dengan cara tersebut Indonesia akan menambah sumber energi yang bersumber dari matahari, angin, dan sumber energi renewable lainnya pada 2030. Cak Imin juga meyakini pada 2030 itu Indonesia berhasil menghentikan dan mengurangi deforestasi.
"Dengan cara itu pula, pada 2060 atau lebih cepat, Indonesia sudah meraih target Net Zero," katanya.
Cak Imin menjelaskan keseimbangan antara ekonomi Indonesia berbasis SDA dengan pelestarian lingkungan melalui ekonomi hijau berbasis SDM-low carbon di masa depan dapat dicapai dan diatasi dengan tiga 3 cara. Di antaranya adopsi teknologi baru hijau, kebijakan fiskal pemerintah, serta dukungan dan peran masyarakat.
Dia juga menekankan peranan teknologi dan investasi teknologi perlu dan harus dilakukan. Teknologi hijau merupakan peluang besar bagi sektor bisnis baik perusahaan swasta dan BUMN Indonesia.
Teknologi yang dimaksud antara lain efisiensi energi, pemanfaatan hidrogen, transportasi berbasis listrik, pemanfaatan energi surya dan energi angin.
"Indonesia harus mampu memproduksi alat-alat yang murah terjangkau agar perluasan energi terbarukan dapat ditingkatkan," katanya.
"Sudah waktunya Indonesia memulai kebijakan dan investasi untuk menggunakan teknologi mengurangi emisi dalam upaya transisi ekonomi menuju energi dan ekonomi hijau, ekonomi rendah karbon selama 3-4 dekade ke depan," imbuh Cak Imin.
Dia mengatakan ribuan pemimpin dan desa-desa di Indonesia dapat menjadi sumber dan agen perubahan nyata. Dengan skema Transfer Fiskal Berbasis Ekologi (EFT), desa-desa Indonesia dapat digerakkan menjadi penggerak dan penjamin ekonomi hijau.
Menurut dia sudah waktunya negara mendorong kaum muda dan organisasi masyarakat sipil untuk melakukan aksi nyata secara masif.
"Ini penting demi perubahan perilaku di masyarakat melalui berbagai pendidikan, literasi, aksi kolektif warga untuk misalnya perlindungan hutan, satwa, dan fauna, pengurangan penggunan plastik, pengolahan sampah," katanya.
Selain itu, demi mewujudkan hal tersebut, pemerintah juga harus mendapat dukungan dari sektor bisnis dan swasta.
Sektor swasta dalam negeri bahkan harus menjadi pelaku dan pemain utama dalam upaya Indonesia melaksanakan agenda Net Zero 2050.
"Perusahaaan-perusahaan berbasis fosil di Indonesia perlu dan harus mulai melakukan investasi untuk energi baru," ujarnya.
Di atas semuanya itu Indonesia memerlukan kepemimpinan yang kuat. Hal yang juga penting, dapat memandu semua sektor untuk bersama-sama berubah dan melaksanakan transisi ekonomi.
"Kami siap mendukung pemerintah untuk melaksanakan transisi tersebut dan kami dukung Pak Jokowi menjadi pahlawan dunia dalam menyelamatkan bumi ini," kata Cak Imin. (*/adk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adek