Cak Imin: Ghirah Keagamaan di Medsos Sungguh Luar Biasa

Jumat, 30 November 2018 – 15:50 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul pada acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Kitab di Kantor DPP PKB, Kamis (29/11/2017). Foto: Humas PKB

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa ghirah keagamaan masyarakat tidak hanya muncul di masjid, pesantren atau di tempat-tempat biasa. Ghirah keagamaan mengalami perubahan yang sangat luar biasa dan muncul di setiap lini kehidupan.

“Jadi bagi orang NU dan pesantren, ghirah keagamaan itu biasa. Tapi sekarang di media sosial sungguh luar biasa," ujar Cak Imin saat membuka Musabaqah Tilawatil Kitab di Kantor DPP PKB, Kamis (29/11/2017).

BACA JUGA: Cak Imin Lepas Pemenang Jalan Sehat Sarungan untuk Umrah

Bagi Cak Imin, dunia informasi teknologi telah banyak mempengaruhi berbagai dimensi masyarakat. Mulai dari ghiroh keagamaan hingga aktifitas sehari-hari masyarakat.

“Mal-mal sudah mulai tutup karena sudah banyak lewat online. Penyajiannya cepat, pelayanannya memuaskan. Semua sedang berubah. Sekarang warung juga dah sepi, orang lebih menggunakan gojek untuk makan. Sehingga produk apa yang tepat, perilaku pasar sering mengalami perubahan," imbuhnya.

BACA JUGA: Cak Imin: Atasan Menggoda kok Bu Nuril yang Dihukum

Oleh karen itu, Cak Imin mengimbau kepada peserta Musabaqah Kutab Kuning ini untuk tetap mengikuti proses perubahan ini dengan karakter yang tepat dan mampu menghadapi perubahan.

"Karena kita punya kaidah yang senantiasa kontekstual. Hari ini umat Islam di Indonesia juga masih perlu untuk dipacu. Karena Indonesia sebagai pemeluk agama Islam terbesar adalah wajah baru Islam rahmatan lil alamin," ungkap Cak Imin.

BACA JUGA: GP Ansor DKI, Jatim, DIY Laporkan Akun Medsos Penebar Fitnah

Pada bagian lain, Cak Imin menilai menjelang Pileg dan Pilpres ada fenomena simbol yang menonjol. Fenomena simbolik yang paling mudah untuk dimunculkan adalah agama.

“Simbolik yang paling mudah adalah agama, yang paling menyambung dengan psikologi masa sekaligus menyambung praktik keagamaan sehari-hari. Maka orang berbondong-bondong menjadi gus, gus sugi tidak tahu siapa, kemudian ada gus milenial, tiba-tiba ada kiai baru tanpa ilmu agama yang dalam," ujarnya.

Dengan adanya fenomena tersebut, Cak Imin menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti kiai dan ulama.

"Oleh karena itu harus diantisipasi bahwa kita harus mengikuti kiai ulama yang benar-benar ilmu agamanya dalam. Kedalaman ilmu agama menjadi sarat. Kalau kedalaman ilmunya pas-pasan itu bahaya. Orang menyalahkan orang lain, dan seterusnya,” tandasnya.

Ia menambahkan, banyak ceramah-ceramah agama yang berkonotasi mendorong kekerasan dan permusuhan. Cak Imin mencontohkan ceramah habib bahar yang menghina Jokowi itu tidak layak diikuti.

"Ya kayak model-model gitu tuh ingin populer, kedua memang pengalaman emosinya belum stabil sehingga tidak layak diikuti, masyarakat atau publik harus pintar memilih habib ulama yang benar ilmunya," tandasnya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Sampai Generasi Milenial Dikendalikan Media Sosial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler