Cak Imin Menyerap Gagasan Dua Tokoh

Kamis, 22 Maret 2018 – 14:56 WIB
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, SERANG - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan orang hehat itu belum tentu lahir sekali dalam seabad. Namun Indonesia dianugerahi dua manusia hebat pada abad 20 yakni Soekarno, dan 21 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

“Yang satu (Soekarno) adalah pahlawan nasional, yang satu (Gus Dur) sedang saya perjuangkan agar bisa jadi pahlawan nasional,” kata Cak Imin dalam orasi ilmiahnya saat wisuda program Diploma, Pasca Sarjana dan Magister Universitas Ageng Tirtayasa di Serang, Banten, Rabu (21/3).

BACA JUGA: Kiai Sepuh Jakarta-Depok Dukung Cak Imin Capres di 2019

“Gagasan Sudurisme (Soekarno dan Gus Dur) saya serap dari dua tokoh ini, dalam konteks Indonesia millenial. Saya bangga mengambil pemikiran tokoh nasional dengan reputasi global,” tambah Cak Imin.

Dia menjelaskan Soekarno tidak kalah dibanding Mahatma Gandhi, Roosevelt atau Churchill. Gus Dur sebanding dengan Fidel Castro, Kemal Pasya dan Gamal Abdul Nasser.

BACA JUGA: Konon Jenderal Gatot Pengin Jadi Capres dari Gerindra

"Bangga saya. Inti dari Sudurisme adalah kemanusiaan, keadilan sosial dan kemandirian ekonomi," ungkap Cak Imin di hadapan 900 wisudawan.

Dia menyatakan bahwa kemanusiaan itu gagasan universal yang melampaui sekat agama, ras, etnis dan golongan. Hubungan baik sesama manusia sama pentingnya dengan hubungan baik dengan Tuhan.

BACA JUGA: Bagaimana Jika Gatot atau Fahri Dampingi Prabowo? Cocok?

"Dalam konteks ekonomi Sudurisme berpegang pada prinsip kemandirian. Kita menerima globalisasi sebagai peluang dan kompetisi. Namun globalisasi sebagai bentuk kolonialisme baru, kita tolak. Bahkan kita lawan," katanya.

Misalnya, dia mencontohkan, produk impor itu baik sepanjang harganya tidak merusak nilai tukar petani dan tidak karena semangat rente.

Dia menambahkan demokrasi yang diperkenalkan Sudurisme adalah politik dan ekonomi. Artinya demokrasi yang bertujuan menciptakan keberesan politik, negeri, dan rezeki warganya.

"Tahap kita sekarang baru mampir di demokrasi politik. Artinya warga belum beres rejekinya," kata pria yang digadang-gadang sebagai cawapres 2019 ini.

Hadir dalam acara itu Gubernur Banten Wahidin Halim beserta Rektor Unitirta Sholeh Hidayat beserta jajaran dekan dan civitas academika Untirta.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Butuh Cawapres Seperti Jusuf Kalla, Ini Alasannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler