jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, peta koalisi partai-partai politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih sangat dinamis. Bahkan, sangat mungkin ada koalisi baru atau poros ketiga di luar kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Manurut Said, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) punya peluang besar membentuk poros ketiga. Apalagi jika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mau mengusung Ustaz Abdul Somad (UAS), maka peluang terbentuknya poros ketiga sangat terbuka.
BACA JUGA: PDIP Jatim Siapkan Kampanye Masif #JatimJokowiLagi
“Saya kira nama Ustaz Abdul Somad dan Muhaimin Iskandar mungkin saja akan memberi pengaruh terhadap kemungkinan munculnya poros ketiga," ujar Said di Jakarta, Rabu (8/8).
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) itu mendasari pandangannya melihat gelagat politik belakangan ini. Antara lain Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang terkesan kurang tertarik berpasangan dengan Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri.
BACA JUGA: Jokowi Tak Keberatan Koalisinya Bertambah Gemuk
"Dari Partai Demokrat dan PAN pun gejalanya cenderung sama dengan Prabowo. Demokrat bahkan sudah mulai berani menunjukan resistan terhadap Habib Salim," ucapnya.
Sementara itu di kubu PAN, Said membaca gelagat partai pimpinan Zulkifli Hasan itu terkesan meragukan Prabowo bisa memenangi Pilpres 2019 jika berpasangan dengan Habib Salim. Menurut Said, jika dinamika yang terjadi di kubu Prabowo benar adanya, maka PKS terancam gagal memajukan kadernya sebagai calon wakil presiden (cawapres) bagi mantan Danjen Kopassus itu.
BACA JUGA: Jokowi Klaim Melibatkan KPK Tentukan Cawapres, Febri Bantah
Said pun melihat kesan Prabowo lebih sreg menggaet tokoh muda Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendamping. “Cuma problemnya, PKS dan PAN tampak kurang sreg dengan AHY," katanya.
Menurut Said, situasi itu tidak menguntungkan bagi Prabowo. Karena jika Prabowo pada akhirnya memilih AHY, maka PKS dan PAN mungkin saja akan membuat rencana baru.
Said pun menduga PAN melalui rapat kerja nasional akan menawarkan cawapres alternatif yang dianggap bisa diterima Gerindra, PKS dan mungkin juga Partai Demokrat. Said memprediksi nama itu adalah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang dipandang dapat menjadi solusi alternatif dari segala kerumitan yang terjadi dalam proses penentuan cawapres Prabowo di tengah ketatnya persaingan antara Habib Salim dan AHY.
"Jika UAS yang ditawarkan oleh PAN, maka PKS kemungkinan akan setuju. Sementara di internal Gerindra, saya kira nama UAS termasuk salah satu kandidat yang cukup diinginkan," katanya.
Menurut Said, jika paket Prabowo-UAS yang dipilih, maka Gerinda, PAN dan PKS akan setuju. Sementara Demokrat, terkesan sedikit alergi pada UAS.
Tapi karena UAS bukan kader dari PKS dan PAN, mungkin dapat menjadi penawar alergi. "Kalau nama UAS diterima PAN, Gerindra, PKS dan Demokrat, maka peluang terbentuknya poros ketiga akan mengecil. Tapi, jika UAS menolak dan memilih tetap menjadi pendidik di bidang agama, pintu poros ketiga menjadi sedikit terbuka," katanya.
Tapi karena UAS menolak untuk maju dan Prabowo kemungkinan akan menggandeng AHY, maka kemungkinan PAN dan PKS mencoba membentuk poros ketiga sangat terbuka. Hanya saja, PKS dan PAN perlu bekerja keras mencari mitra koalisi penambah kursi.
Saat ini jumlah kursi PAN di DPR ada 48, sedangkan PKS 40. Gabungan kedua partai itu belum mencapai syarat minimal 112 kursi untuk mengusung pasangan capres-cawapres.
"Di sini saya melihat peluangnya ada pada PKB. Dengan modal 47 kursi DPR, PKB bisa menambah kekurangan kursi PKS dan PAN. Dengan skenario ini, terbuka peluang Cak Imin diusung sebagai cawapres, jika Joko Widodo tak menggandeng Ketua Umum PKB tersebut," pungkas Said.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cawapres Berinisial M dan Jurus Berkelit ala Jokowi
Redaktur & Reporter : Ken Girsang