jpnn.com, JAKARTA - Calon Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) Sunanto, mengajak peserta Muktamar XVII PPPM untuk bersama-sama menjaga iklim yang kondusif selama perhelatan akbar muktamar di Yogyakarta, 26-28 November 2018.
Ini disampaikan Cak Nanto, sapaan akrab Sunanto menyusul munculnya isu-isu negatif dan aksi saling serang masing-masing kubu jelang pelaksanaan muktamar.
BACA JUGA: Saatnya Pemuda Muhammadiyah Membangun Blok Historis
Isu negatif dan aksi saling serang itu beredar di kalangan peserta muktamar melalui aplikasi media sosial WhatsApp Group (WAG).
Dalam keterangan tertulisnya, Minggu 25 November 2018, Kornas Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) berharap dalam muktamar kali ini tidak muncul atau berhembus informasi yang tidak bertanggung jawab. Apalagi informasi disebarkan tidak disertai dengan nama atau identitas yang jelas.
BACA JUGA: Ikhtiar Cak Nanto untuk Muhammadiyah dan Bangsa
Dia khawatir jika perhelatan akbar di tanah kelahiran Muhammadiyah, Yogyakarta, dibumbui dengan informasi tidak bertanggung jawab akan menimbulkan perpecahan.
Bukan hanya di kalangan internal Pemuda Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah pada umumnya.
BACA JUGA: Polri Akui Ada Anggotanya Datangi Kantor Pemuda Muhammadiyah
"Saya secara pribadi mengajak agar suasana yang sejuk, suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan dijaga bersama selama muktamar. Jangan gunakan politik segala cara dengan menyebarkan hoaks karena dapat memecah-belah persaudaraan antar kader Pemuda Muhammadiyah," kata Cak Nanto.
Pria kelahiran Sumenep itu menekankan, Muktamar XVII PPPM bukanlah kontestasi politik. Semua pihak harus bersama-sama menahan diri dan menjaganya agar berjalan secara sehat dan fair.
Lebih baik, semua calon yang ada, termasuk dirinya, melakukan pendekatan dan meraih suara dengan meyakinkan peserta/muktamirin melalui ide dan gagasan.
"Mau dibawa kemana Pemuda Muhammadiyah dalam empat tahun ke depan, saya kira lebih fair daripada melakukan penggembosan suara calon tertentu melalui penyebaran informasi yang tidak dipertanggungjawabkan," ucap Cak Nanto.
Sebelumnya, dia juga mengatakan pembangunan blok historis tidak akan terwujud jika PM mengabaikan kekuatan basis massa. Penguatan massa PM menjadi jawaban untuk mewujudkan cita-cita keislaman dan ke-Indonesiaan.
Agenda ini perlu dilakukan dengan optimalisasi pemberdayaan kader di banyak ruang dan di setiap lini kehidupan. Mengingat beragamnya latar belakang kader, baik dari sisi
profesi, posisi geografis, seting psiko-sosial-politik-ekonomi dan seterusnya.
"Kerja-kerja penguatan basis massa PM akan berhasil jika ditopang oleh pemimpin yang menggerakan model kepemimpinan kolektif," ucapnya.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Recoki Pemuda Muhammadiyah, Polri Tepis Tuduhan Dahnil
Redaktur & Reporter : Natalia