jpnn.com - BANDA ACEH - Bakal calon ketua umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartato menilai, kombinasi sistem pemilihan proporsional terbuka dan tertutup, merupakan solusi yang tepat mengantisipasi berkembangnya praktik free fight liberalism atau area pasar bebas dalam pemilu.
"Sekarang ini sistemnya proporsional terbuka. Yang terjadi seperti area pasar bebas atau free fight liberalism. Mereka yang terpilih umumnya harus memiliki modal besar. Ini perlu dikoreksi ke depan," kata Airlangga saat bersilaturahmi dengan seluruh pengurus DPD Golkar se-Aceh, Minggu (10/4).
BACA JUGA: Menteri Marwan: Ada yang Mempolitisasi Saya
Sebagaimana diketahui, sistem proporsional terbuka artinya calon dengan suara terbanyaklah yang menjadi anggota DPR. Sistem dilaksanakan setelah ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang membatalkan sistem proporsional tertutup atau pemilu berdasarkan nomor urut.
Sayangnya, sistem proporsional terbuka kata Airlangga ternyata juga memiliki efek kurang baik. Banyak kader partai yang selama ini bekerja maksimal dan memiliki kemampuan, seringkali terkalahkan oleh mereka yang memiliki dana besar untuk maju sebagai calon anggota dewan.
BACA JUGA: Kapal Perang Asing Sudah Berdatangan
"Jadi saya kira perlu ada perbaikan. Karena dengan sistem ini sulit bagi pekerja partai memiliki kesempatan menjadi anggota dewan. Pertarungan menjadi sangat bebas dan tak terkendali. saya kira perlu diberi ruang kepada mereka yang punya kemampuan tetapi tidak punya modal. Nah, sistem kombinasi akan mengakomodasi mereka," ujar Airlangga.
"Kalau Jerman berhasil (memakai sistem kombinasi setengah terbuka dan tertutup, red) kenapa Indonesia tidak. Saya pikir ini cukup baik supaya tidak hanya yang kompeten dan modal besar yang terpilih, tetapi juga modal terbatas tetapi aktif di politik. Sistem ini juga saya kira sesuai dengan budaya Indonesia, yaitu musyawarah," ujar Airlangga.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Pangarmabar Beri Arahan Prajuritnya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cak Imin Inisiator Nusantara Mengaji
Redaktur : Tim Redaksi