Calo KA Kian Marak

Senin, 09 Januari 2012 – 15:59 WIB

KERTAPATI - Untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna jasa angkutan kereta api, belum lama ini PT KAI mengeluarkan kebijakan untuk menghapus tiket berdiri. Namun kenyataan di lapangan, penghapusan tiket berdiri malah membuat  calo kereta api makin marak.
 
Pasalnya, kebijakan ini dimanfaatkan para calo tiket untuk mengeruk keuntungan. Sebab, penumpang tidak punya alternatif lain dan terpaksa membeli tiket dari calo.
   
Pantauan Palembang Pos (JPNN Group), antrean penumpang di stasiun Kertapati membeludak. Bahkan, hingga diluar gedung.  Namun, tiket yang dijual di loket sangat cepat habis terjual.  Padahal, loket tersebut belum lama dibuka.
 
Retno, salah seorang calon penumpang KA mengatakan, Jumat (6/1) lalu dia dan temannya mau berangkat ke Lubuk Linggau menggunakan kereta api. Untuk mendapatkan tiket dia telah datang ke stasiun pukul 05.15 menit. 

“Aku dak nyangko nian, subuh-subuh antrean di stasiun lah panjang, padahal loket penjualan tiket belum dibuka. Biar dapat tiket, aku melok ngantri, sayangnyo belum sampai giliran aku petugas loket lah tutup katonyo tiket lah habis, dan tiket berdiri sudah dak dijual lagi,” ujar Retno, dengan logat Palembang.
   
Karena tidak kebagian tiket Retno berencana berangkat ke Linggau menggunakan bis. Namun baru beberapa langkah keluar dari loket sejumlah pemuda menawarkan tiket kereta api, tetapi dengan harga mahal.
 
“Tiket yang mereka bawa bukan cuma sikok atau dua tiket, tetapi banyak sekitar 8 sampai 10 tiket lah. Karno nak balek cepet, makonyo walau tiket yang mereka jual sampai tigo kali lipat dari hargo normal, tetap kami beli,” keluhnya, seraya mengatakan dulu dia akan memilih tiket berdiri dibanding tiket calo yang mahal.
   
Karena aksi para calo sangat merugikan penumpang, Retno meminta pihak PT KA bisa meningkatkan pengawasan dan menindak tegas calo tiket yang tertangkap. Selain itu, dia juga meminta PT KAI menambah gerbong maupun jam pemberangkatan kereta api, karena jumlah penumpang kereta api sangat banyak terutama pada akhir pekan.
   
Sementara itu salah seorang petugas PT KAI yang meminta namanya tidak disebut mengatakan, sebagai petugas mereka telah berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpang. Namun mereka tidak bisa membedakan mana penumpang murni dan mana penumpang gadungan alias calo.
 
“Karena tidak jarang calo minta tolong orang lain untuk membeli tiket. “tapi kedepan kami akan terus meningkatkan pengawasan,” katanya.

Sementara itu, Manajer Komersial Stasiun Kertapati Palembang, D Odang mengatakan, KA tidak membenarkan penumpang membeli tiket pada calo. Untuk  mengantisipasi calo yang masih berkeliaran di stasiun pihaknya bekerjasama antara petugas PT KA dengan petugas dari TNI dan Kepolisian, melakukan penertipban. “Jika masih ditemukan, maka akan diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk memprosesnya secara hukum,” tegas Odang.

Terpisah,  Manajer Humas PT KAI Divre III Sumsel, Jaka Jarkasih menuturkan, untuk rehab bangunan di stasiun besar Kertapati saat ini sudah mencapai 90 persen. Dalam beberapa bulan ke depan rehab  sudah rampung, sehingga kenyamanan bagi penumpang lebih diutamakan. “Semua berlaku layaknya di Bandara. Jadi tidak ada lagi pengantar atau penjemput yang masuk ke dalam stasiun,” ucap Jaka.

Untuk menjaga keamanan dan ketertiban bagi calon penumpang lanjut Jaka,  PT KA memberlakukan penghapusan tiket ke peron stasiun. “Sehingga mereka (penumpang KA, red) yang diperbolehkan masuk ke dalam peron stasiun adalah penumpang yang memiliki tiket KA untuk keberangkatan hari itu, petugas PTKA dan petugas lain yang berkepentingan,” tukasnya. (del/ati)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RSUD Poso Operasikan Pengolahan Limbah Modern


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler