RSUD Poso Operasikan Pengolahan Limbah Modern

Senin, 09 Januari 2012 – 12:48 WIB

POSO - Masyarakat dipastikan tak perlu lagi resah dan khawatir akan tercemar oleh limbah (cair, padat dan radioaktif) yang diproduksi oleh RSUD Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Itu menyusul telah dimilikinya sistem pengolahan limbah rumah sakit secara modern oleh RSUD Poso. Sitem pengolahan limbah modern ini telah diterapkan oleh RSUD Poso sejak akhir Desember 2011 lalu.

Direktur RSUD Poso, dr Djani Moula MKes mengatakan, dengan sistem pengolahan limbah modern yang dimiliki RSUD Poso, masyarakat akan aman dari bahaya dan penyakit yang bisa ditimbulkan akibat limbah medis yang terkenal sangat berbahaya. “Warga tak perlu khawatir. Kita sudah punya alat pengolahan yang aman dan modern,” jelasnya kepada Radar Sulteng (JPNN Group).

Mantan Kepala Puskesmas Pendolo Pamona Selatan ini menjelaskan, unit alat pengolah limbah yang ada di RSUD yang dipimpinnya akan bekerja sesuai dengan limbah yang diproduksi. Untuk jenis limbah cair, pengolahan akan melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan sistem boiseptic. Mekanisme pengolahannya adalah dengan menggunakan penampungan 2 buah tangki fiber dengan kapasitas isi 40 m3 per tangki.
 
Semua pembuangan air kotor dari kamar mandi, termasuk air tinja, dalam lingkungan rumah sakit akan masuk ke instalasi IPAL. Dalam tangki terdapat skat pemisah dan terdapat bahan berbentuk bola-bola kecil (air lift sistem) yang telah didesain khusus sebagai fungsi tempat perkembangbiakan bakteri. Pengolahan limbah dalam tangki menggunakan 2 buah mesin blower yang bekerja secara bergantian (menggunakan timer) menghembuskan oksigen kedalam pipa yang menghubungkan mesin blower.

“Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan bakteri yang ada dalam tangki. Bakteri itu nantinya yang akan membantu proses penguraian limbah sesuai dengan jenis, padat dan cair,” tandas dr Djani.

Setelah pengolahan dilakukan di ruang aerasi yang berada dalam tangki, maka limbah tersebut akan terpisah (endapan/lumpur dan air). Endapan lumpur akan tertinggal didalam tangki sementara air akan keluar menuju skat atau ruang berikutnya dalam kondisi jernih, tidak bau dan bebas dari kontaminasi bahan-bahan kimia. Air yang nantinya keluar melalui pompa (effluent) dan dialirkan kedrainase menuju saluran penghubung rumah sakit dan pemukiman umum akan aman bagi masyarakat.

Jika pengolahan limbah cair dilakukan melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan sistem boiseptic, maka untuk pengolahan limbah padat RSUD Poso menggunakan alat incenerator. Incenerator merupakan alat pengolahan limbah padat yang bekerja melalui pembakaran dengan menggunakan suhu tinggi (+1.000 derajat celsius).

Limbah padat tersebut terdiri dari jarum suntik, kantong darah, infuse set, botol infuse, kemasan obat suntik (ampul), kateter, obat-obatan expire, dan lainnya. “Meskipun melalui pembakaran, namun asap yang ditimbulkan akibat proses tersebut tidak membahayakan bagi masyarakat di lingkungan RSUD Poso karena tidak menimbulkan pencemaran udara,” jamin Djani.

Untuk sistem pengolahan limbah bahan kimia dan radioaktif, RSUD Poso menggunakan cara mengalirkan limbah tersebut kedalam bak penampungan melalui filtrasi dan netralisasi dengan sistem biokimiawi. Dengan sistem pengolahan semua jenis limbah tersebut, Djani Moula mengklaim bahwa RSUD Poso telah melakukan proses pengolahan limbah secara benar dan sesuai prosedur tetap. Lagi-lagi ia berujar, alat pengolahan limbah modern di RSUD Poso adalah buah karya perjuangan Bupati Piet Inkiriwang dalam membebaskan masyarakat dari bahaya cemaran limbah rumah sakit.(bud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BPKP Ekspose Kasus PTPN Senilai Rp 100 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler