Calo UN Beraksi, Kunci Jawaban Dijual Rp 100 Ribu

Minggu, 14 April 2013 – 16:09 WIB
MAKASSAR -  Dinas Pendidikan Kota Makassar, Sulawesi Selatan meminta seluruh kepala sekolah untuk mewaspadai praktik calo kelulusan dan peredaran kunci jawaban soal ujian nasional (UN). Indikasi adanya permainan dan peredaran kunci jawaban mulai mencuat jelang UN.

"Masih ada oknum yang menawarkan kunci jawaban dan menjadi calo dengan iming-iming meluluskan siswa. Kunci jawaban itu dijual Rp100 ribu. Kami minta kepala sekolah meminimalisasi hal ini," kata Kadis Pendidikan Makassar, Mahmud BM, saat rapat pemantapan pelaksanaan UN bersama Komisi D DPRD Makassar seperti yang dilansir FAJAR (Grup JPNN), Minggu (14/4).

Rapat ini dihadiri seluruh kepala sekolah menengah atas negeri dan anggota Komisi D DPRD Makassar. Di antaranya, Ketua Komisi D, Soewarno, A Endre MC Lantara, Hamsah Hamid, Stefanus S Hiong, HM Iqbal Abdul Djalil, Rahman, Shinta Mashita, Hj Erna Amin, dan lainnya.

Masih kata Mahmud BM, kunci jawaban ujian nasional yang ditawarkan itu dipastikan merupakan kunci jawaban palsu. Naskah ujian yang diberikan ke setiap siswa saat pelaksanaan soalnya bervariasi. Satu sama lain berbeda.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Makassar, Ismunandar mengatakan, tahun ini ada 21.696 peserta ujian nasional. Baik SMA, MA, dan SMK. Dibanding tahun sebelumnya, dalam pelaksanaan ini terdapat 24 paket soal.

Satu ruangan ujian hanya terdapat 20 siswa. Artinya, setiap siswa yang mengikuti ujian tidak akan mendapatkan soal yang sama. Lembaran soal dan lembaran jawaban juga menggunakan nomor seri. Sehingga meminimalisir siswa untuk dibantu kelulusannya.

Tidak hanya itu, di dalam ruangan ujian juga akan terpampang foto profil masing-masing siswa peserta UN. Foto itu sesuai dengan foto yang terdapat di kartu ujian. Salah satu larangan yang diterapkan adalah adanya larangan bagi pihak yang tidak memiliki kepentingan di ruang ujian.

"Pengawas yang tidak bertugas di ruangan itu tidak diperkenankan masuk ke dalam ruang ujian. Kami ingin agar konsentrasi siswa yang melaksanakan UN tidak terganggu. Sejak Januari hingga April, siswa diberikan penambahan jam belajar untuk menghadapi UN," sebutnya.

"Hal yang sama juga kita sampaikan kepada seluruh sekolah-sekolah yang tidak terakreditasi. Yaitu, surat edaran untuk menambah jam belajar untuk menghadapi ujian nasional. Analisis terhadap kisi-kisi yang diberikan kementerian dikaji secara mendalam," kuncinya. (abg/sil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Ruqyah, Puluhan Siswa Histeris

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler