JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengaku pihaknya menghormati kewenangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengajukan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo sebagai calon tunggal gubernur Bank Indonesia (BI)
"Kita menghormati kewenangan presiden, kalau bisa diterima ya diterima. Namun PDI Perjuangan belum menentukan pilihan," ujar Maruarar di DPR, Jakarta, Jumat (1/3).
Agus sebelumnya pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Menurut Maruarar hal itu akan mereka tanyakan pada saat fit and proper test. "Kita akan tanyakan, status sekarang kan saksi, nanti kita tanyakan," ucapnya.
Namun demikian menurut pria kelahiran Medan itu, yang terpenting adalah gubernur BI harus berjiwa 'Merah Putih'. "Jangan sampai di tengah globalisasi kepentingan nasional kita kalah, apalagi kita akan merevisi UU Perbankan," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Agus mengaku siap jika dirinya memang terpilih sebagai gubernur Bank Indonesia. Ia merupakan calon yang disodorkan Presiden SBY.
"Saya menyampaikan bahwa apabila ini tugas negara, saya sedapat mungkin akan menjalankan, tapi ini kan sedapat mungkin masih harus melalui proses yang nanti harus disetujui DPR, jadi saya mempersiapkan diri untuk menjalankan fit dan proper test," ujar Agus beberapa waktu lalu.
Tahun 2008 silam, Agus juga pernah menjadi calon Gubernur BI. Namun, saat itu ia tidak terpilih. Kini, ia mengaku akan mempersiapkan diri sebaik mungkin agar tidak mengecewakan dalam fit and proper test di DPR RI.
"Sekarang mendapatkan kepercayaan presiden untuk jadi Gubernur BI tentu akan saya jalankan sebaik-baiknya selebihnya merupakan kewenangan DPR untuk menyetujui atau tidak menyetujui," terangnya.
Menurut Agus, jika kelak terpilih maka kebijakan yang akan diusungnya secara umum adalah pengendalian inflasi. Ia juga menjanjikan kesehatan moneter dengan melakukan harmonisasi kerja dan fiskal yang baik, sehingga tercipta stabilitas sistem keuangan
Selain itu, katanya, ia juga merasa perlu mempersiapkan pengalihan fungsi pengawasan bank komersial ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Agus juga akan meyakinkan forum internasional bahwa peran otoritas moneter Indonesia tetap terjaga dan sistem pembayaran nasional bisa efisien dan efektif. (gil/jpnn)
"Kita menghormati kewenangan presiden, kalau bisa diterima ya diterima. Namun PDI Perjuangan belum menentukan pilihan," ujar Maruarar di DPR, Jakarta, Jumat (1/3).
Agus sebelumnya pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Menurut Maruarar hal itu akan mereka tanyakan pada saat fit and proper test. "Kita akan tanyakan, status sekarang kan saksi, nanti kita tanyakan," ucapnya.
Namun demikian menurut pria kelahiran Medan itu, yang terpenting adalah gubernur BI harus berjiwa 'Merah Putih'. "Jangan sampai di tengah globalisasi kepentingan nasional kita kalah, apalagi kita akan merevisi UU Perbankan," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Agus mengaku siap jika dirinya memang terpilih sebagai gubernur Bank Indonesia. Ia merupakan calon yang disodorkan Presiden SBY.
"Saya menyampaikan bahwa apabila ini tugas negara, saya sedapat mungkin akan menjalankan, tapi ini kan sedapat mungkin masih harus melalui proses yang nanti harus disetujui DPR, jadi saya mempersiapkan diri untuk menjalankan fit dan proper test," ujar Agus beberapa waktu lalu.
Tahun 2008 silam, Agus juga pernah menjadi calon Gubernur BI. Namun, saat itu ia tidak terpilih. Kini, ia mengaku akan mempersiapkan diri sebaik mungkin agar tidak mengecewakan dalam fit and proper test di DPR RI.
"Sekarang mendapatkan kepercayaan presiden untuk jadi Gubernur BI tentu akan saya jalankan sebaik-baiknya selebihnya merupakan kewenangan DPR untuk menyetujui atau tidak menyetujui," terangnya.
Menurut Agus, jika kelak terpilih maka kebijakan yang akan diusungnya secara umum adalah pengendalian inflasi. Ia juga menjanjikan kesehatan moneter dengan melakukan harmonisasi kerja dan fiskal yang baik, sehingga tercipta stabilitas sistem keuangan
Selain itu, katanya, ia juga merasa perlu mempersiapkan pengalihan fungsi pengawasan bank komersial ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Agus juga akan meyakinkan forum internasional bahwa peran otoritas moneter Indonesia tetap terjaga dan sistem pembayaran nasional bisa efisien dan efektif. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TB Hasanuddin: Kecurangan Dari Pelaksanaan Hingga Politik Uang
Redaktur : Tim Redaksi