Calon Incumbent jadi Musuh Bersama

Selasa, 01 Mei 2012 – 07:31 WIB

RAHA - Hari Ulang Tahun (Hut) Sultra yang diselenggarakan di Muna, menjadi daya tarik para calon Gubernur. Bukan saja baliho yang terpampang sepanjang jalan, namun para calon Gubernur datang dan bersosialisasi langsung dengan warga.

Pada kesempatan itu, tiga calon Gubernur bertemu di Raha. Ridwan Bae, Buhari Mata (BM) dan La Ode Songko Panatagama, bertemu dalam forum dialog yang digagas oleh KNPI Muna.

Satu kesimpulan dalam pertemuan tersebut, Ridwan, Buhari Mata dan La Ode Songko, seiya sekata asal bukan Nur Alam. "Bahasa kami bertiga simpel, jangan lanjutkan yang sekarang ini. Cari yang baru, "kata Ridwan Bae, diamini oleh BM dan La Ode Songko.

Dalam forum tersebut sempat berkembang opini "mengawinkan" antara Ridwan dan Buhari Mata. "Banyak opini yang berkembang, kawinkan kami dengan BM. Bagi kami biarkan kami jalan sendiri masing-masing, "sambung Ridwan.

Ridwan Bae, mengungkapkan, setiap calon yang maju di pilgub memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyat, dengan cara masing-masing. "Sejahtera hidupnya, sejahtera perilakunya dan sejahtera harapannya, "ujarnya.  Dalam melakukan pembangunan, pembangunan fisik, sumber daya manusia dan sumber daya alam, harus jalan seiring. Tidak bisa, membangun fisik dulu, SDM dan SDAnya menunggu. "Harus seiring sejalan, "ujarnya.

Mantan Bupati Muna dua periode itu, menegaskan, akan menggunakan sendiri pintu Golkar. " Di Sultra, Golkar akan saya pakai sendiri, "tukasnya. Ridwan juga menjelaskan soal utang Rp 39 M yang disebut sebagai utang warisanya. "Itu bukan utang Pemda Muna, tapi utang Pemprov Sultra kepada Muna, "ujarnya.

Ditahun 2007, Pemda Muna mendapat Banprov sebesar Rp 59 M, dan yang telah terbayar Rp 20 M. "Masih ada Rp 39 M yang harus dibayarkan oleh Pemprov, namun Pemda Muna dibawa kendali LM Baharuddin menghapus utang Provinsi itu dalam APBD Muna, sehingga menjadi beban Muna. Padahal Mendagri sudah memerintahkan Pemprov Sultra untuk membayar, tapi sampai saat ini
belum dibayarkan, "urainya.

Sementara itu, Buhari Mata, mengatakan, selama 48 tahun Sultra dengan dipimpin delapa Gubernur, Sultra masih jadi Provinsi tertinggal. "Kita harus bangkit, tinggalkan pendekatan proyek. Berikesempatan kepada rakyat, nanti Pemerintah yang menfasilitasi, "terangnya.

Untuk membangun kesejahteraan masyarakat, ada tiga hal yang harus dilakukan, kata Bupati Kolaka dua periode itu, ciptakan iklim investasi yang baik, pelayanan birokrasi yang cepat dan ciptakan stabilitas keamanan. Majunya suatu daerah tergantung dari pimpinannya.
"Intinya, cari pemimpin yang baik, "timpalnya.

Soal pintu, kata Dia, selain PPP dia telah mendapatkan rekomendasi dua parpol, yang memiliki satu kursi dan dua kursi di DPRD. "Partai pengusung bukan masalah lagi, "ujarnya.

Sementara itu, La Ode Songko, menekankan, seorang pemimpin itu harus menjadi teladan. Pemimpin dan penguasa itu berbeda. Bedanya bila pemimpin melayani rakyat, penguasa itu minta dilayani. "Contoh penguasa itu, yang memimpin saat ini, "sindirnya.

Pembenahan birokrasi, khususnya penempatan pejabat, kata Songko, harus yang memiliki kompetensi dan keseimbangan. Jangan menempatkan pejabat, karena faktor suka dan tidak suka. "Ditata dan dibuat sistematis, dudukan orang-orang yang punya kompetensi. Keseimbangan wilayah juga harus jadi perhatian, "terangnya.
      
La Ode Songko juga, mengungkapkan, telah melakukan pendekatan dengan partai politik. Partai apa saja, Ia belum mau terbuka. "Saya membangun komunikasi dengan partai-partai pemilik kursi di DPRD, "katanya. (awn/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Ada Alasan Batalkan Kemenangan Zaini-Muzakir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler