Calon Ketua LAN Tawarkan Kiat Benahi Birokrasi

Jumat, 06 Januari 2012 – 20:02 WIB

JAKARTA - Hari kelima seleksi calon kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Lembaga Administrasi Negara (LAN), menampilkan tiga kandidat. Yaitu Nanat Fatah Natsir (Rektor UIN Sunan Gunung Jati Bandung), Panani (Sestama LAN), dan Sudarsono Hardjosoekarto (mantan Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri).  

Secara umum mereka memaparkan berbagai langkah yang harus dilakukan LAN agar memiliki daya saing. Panani menyentil tentang implementasi otonomi daerah yang kebablasan. Bahkan ada sejumlah pemda yang tidak tepat menyikapi kewenangannya, misalnya dengan membuat perda tentang retribusi. Padahal itu justru membuat investor batal menanamkan modalnya.

"Peran LAN sangat strategis dan perlu membuat kajian-kajian sebagai masukan kepada pemerintah, maupun DPR, terutama untuk memberikan masukan dalam pembahasan revisi UU No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah," ujar Panani saat menjawab pertanyaan tim seleksi yang diketuai Wamenpan&RB Eko Prasojdo, Jumat (6/1).

Sudarsono Hardjosoekarto, Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri dalam paparannya antara lain mengatakan, reformasi birokrasi di daerah bisa terkendala oleh kecakapan kepala daerah. Menurutnya, tidak banyak kepala daerah yang memiliki kompetensi  seperti halnya Walo Kota Solo, Jokowi. “Kapabilitas kepemimpinan di tingkat daerah sangat penting terutama di tingkat mikro,” ujarnya.

Menurut dia, jika reformasi birokrasi untuk membentuk birokrasi kelas dunia maka LAN juga harus berkelas dunia. Sayangnya, tidak lebih dari lima persen kajian LAN yang berkelas dunia.

Sementara Nanat Fatah Natsir, Rektor UIN Bandung, mengungkapkan, perlu revitalisasi LAN dalam sistem pendidikan dan pelatihan  aparaturnya. Revitalisasi di bidang diklat itu mencakup tenaga pengajar maupun kurikulum yang harus terintegrasi antara moral dan kecakapan. Karenanya dalam hal ini, rekrutmen pengajar harus selektif.

"Perlu dibangun paradigma bahwa aparatur yang mengikuti diklat merupakan manusia pilihan, sehingga menjadi kebanggaan. Tidak semua pegawai bisa masuk diklat, terutama diklat penjenjangan. Lulusan diklat LAN harus menjadi pegawai yang unggul, dan ketika menjadi pemimpin betul-betul  memiliki visi,” tandasnya. (Esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selamatkan TKI Terancam Mati, Lobi Kepala Suku


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler