Calon Penumpang Batavia Hanya Bisa Kecewa

Kamis, 31 Januari 2013 – 20:37 WIB
JAKARTA - Puluhan pemegang tiket Batavia Air, benar-benar sangat kecewa. Bahkan usaha untuk mencari kepastian dengan mendatangi kantor pusat pemasaran Batavia Air di Jalan H.Juanda, Jakarta Pusat, tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Padahal kami hanya mau meminta kejelasan bagaimana dengan pembayaran tiket-tiket yang sudah kami bayar?" ujar Jimmy, salah seorang pelanggan yang mengaku memesan empat tiket untuk keberangkatan Jakarta ke Batam saat ditemui di kantor pemasaran Batavia.

Menurutnya, pihak Batavia seharusnya memberikan klarifikasi dan menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat atas kondisi yang dihadapi. "Tapi ini tidak sama sekali. Kalau ada pertanggungjawaban kan orang menjadi tenang. Kalau begini orang sampai menjarah kantornya Batavia, salah siapa?" katanya berapi-api di depan gedung Batavia yang tampak kosong dan dijaga sejumlah aparat kepolisian dari Kepolisian Sektor, Gambir.

Pengakuan senada juga dikemukakan pelanggan lainnya, Rika. "Saya sudah pesan empat tiket sejak sebulan lalu untuk tujuan Pangkal Pinang. Kita ingin merayakan Imlek di kampung halaman. Tapi kalau begini, bagaimana kita mau pulang? Beli tiket kalau sudah menjelang hari H begini kan cukup mahal mas," ujarnya sedih.

Rika benar-benar mengaku hampir putus asa. Niat pulang merayakan hari besar di kampung halaman, pupus sudah. Sebab, uang di tabungan untuk membeli tiket lain juga sudah tidak ada.

Makanya sejak Kamis (31/1) pagi, ia mengaku melakukan segala upaya. Termasuk menelepon kantor pemasaran yang terpampang jelas di spanduk besar, di depan gedung yang kini tidak lagi terlihat embel-embel lambang Batavianya.

"Tadi pagi waktu saya telpon, masih diangkat. Tapi langsung dimatikan. Saya langsung buru-buru datang kemari. Karena yang saya tahu kantor pusat Batavia ya ini. Tapi kok malah kosong. Katanya sudah pindah, saya telpon kesana juga nggak diangkat. Sekarang kita malah disuruh ke Komplek Ruko Cempaka Mas," katanya yang tidak tahu lagi mau mengadu kemana.

Nasib yang sama juga dialami TR. Wanita asal Padang yang mengaku memesan 5 tiket pulang-pergi seharga Rp1,3 juta/tiket, dengan tujuan Padang untuk penerbangan 21 Februari. "Padahal itu ada acara keluarga lho mas. Kalau begini dimana kita mesti cari uang lagi?," ujarnya diamini pemesan tiket lain, Gamar, yang juga telah memesan 6 tiket untuk tujuan Bali.

Hingga petang tadi, puluhan pemegang tiket masih terus berkerumun. Padahal sebagaimana pengumuman yang dipasang dalam spanduk besar di depan gedung, kantor Batavia Air dinyatakan pindah ke Jalan Angkasa Raya, Kompleks Indo Ruko Nomor.20, Kemayoran Jakarta Pusat. Namun rata-rata pelanggan yang mendatangi kantor tersebut, juga mengaku kantor ternyata kosong.

Seperti diketahui, Rabu (30/1) lalu Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan mengabulkan permohonan pailit terhadap Batavia Air yang diajukan International Lease Finance Corporation (ILFC). Gugatan pailit diajukan karena Batavia tak membayar utang senilai USD 4,6 juta yang jatuh tempo pada 13 Desember lalu.

Utang itu berasal dari dana yang dikeluarkan pihak ILFC untuk membayar sewa pesawat oleh Batavia.  Berdasarkan perjanjian yang diteken pada Desember 2009, Batavia Air mestinya bisa mengoperasikan pesawat sewaan hingga Desember 2015. Namun karena diputus pailit, maka segala operasional Batavia Air terhitung sejak Kamis (31/1) pukul 00.00 dibekukan.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Harus Pastikan Tiket Batavia Bisa Direfund

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler