CILEUNGSI--Kesabaran Camat Cileungsi Eman Sukirman menangani prostitusi di wilayahnya tak terbendung lagiKemarin, tujuh bangunan semi permanen di tengah perkampungan warga Empu RT 02 dan 03/6 Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi yang biasa digunakan bisnis esek-esek dibakar.
Aksi pembakaran tersebut merupakan langkah tegas yang dilakukan Eman setelah berulang kali menertibkan aktivitas prostitusi di tengah perkampungan tersebut
BACA JUGA: Pascagempa, Waspadai Pipa Gas Bocor
¨Saya sudah beberapa kali menertibkan, dan seringkali bangunan yang dipakai bisnis lendir dibongkarPembakaran gubuk mesum yang dikawal oleh 29 aparat gabungan, di antaranya, 8 personil trantib kecamatan, 8 personil anggota Polsek Cileungsi, 3 personil TNI dan 20 personil Linmas Kecamatan Cileungsi sebelumnya mengikuti apel di halaman Kecamatan Cileungsi pukul 8:30 yang dipimpin langsung Eman Sukirman
BACA JUGA: Sehari, Gempa 10 Kali Guncang Bali
Usai briefing, seluruh personil bergerak menuju Kampung Empu, RT 02 dan 03/6 Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi yang pernah ditertibkan pada Minggu (15/9).Melihat bangunan mesum yang kembali berdiri pasca dibongkar bulan lalu, seluruh personil ambil posisi dan membongkar secara manual
BACA JUGA: Turis Asal Jepang Luka Ringan
Dalam hitungan menit, api merembet dan membakar tujuh bangunan mesum tersebut.Tidak hanya bangunan saja yang dibakar, tapi seluruh fasilitas penunjang seperti, tempat tidur, kasur, bantal, dan tikar juga ikut dibakar agar pebisnis esek-esek jera“Kita bakar gubuk sama isi-isinya supaya mereka jera,” papar mantan Sekertaris Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor itu.
Eman mengaku, tidak akan pernah bosan membongkar sarang prostitusi di wilayahnyaSelain tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), lokalisasi ini juga berdiri di tengah-tengah perkampungan warga
“Setiap ada indikasi bangunan yang sudah kita bongkar itu dibangun kembali maka kita juga tidak akan bosan untuk membongkar, bahkan membakarnya kembaliHal ini sesuai dengan komitmen Bupati Bogor Rachmat Yasin melalui program Nobat (Nongol babat),”tegasnya.
Saat penetriban gubuk remang-remang ini, tidak tidak ada pelawanan dari para pemilik, meskipun warga sempat membuat panik“Kita kawatir apinya menjalar ke rumah warga lainnya, karena banyak bahan-bahan yang mudah terbakar dan rumah warga yang terbuat dari kayu dan bilik bambu juga mudah terbakar,”terang Rohmat (45) warga sekitar yang terihat panik
Aksi pembakaran tempat maksiat oleh Camat Cileungsi Eman Sukirman mendapat dukungan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Mukri Aji. Ia menilai, pembakaran tersebut buah dari kekesalan warga yang sudah resah dengan keberadaan tempat maksiat di tengah-tengah pemukiman warga.
“Pemilik harus sadar hukum karena keberadaan tempatnya sudah diperingatkan berkali-kali,” ujarnya
Namun, lanjut Mukri, bukan berarti aksi pembakaran tersebut dibenarkanMenurutnya, aksi tersebut tidak perlu dilakukan, tapi karena sudah berulang kali harus ada efek jeraTerpisah, ketua DPRD Kabupaten Bogor Adjat Sudrajat mengatakan hal yang samaMenurut dia, gubuk mesuk ity seharusnya tidak perlu dibakar, karena tidak ada yang mengatur hal tersebut.
“Kalau membongkar bangunan sah-sah saja dan itu biasanya dilakukan kepada bangunan tidak memiliki IMB atau sebagai tempat maksiatTapi kalau pembakaran itu tidak dibenarkan,” pungkasnya(sdk/bac)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Ubud Pilih Kumpul di Jalanan
Redaktur : Tim Redaksi