Camat Diculik Jelang Pilkada

Selasa, 05 Maret 2013 – 09:52 WIB
Muara Enim – Suhu politik menjelang Pencoblosan Pemilukada Muara Enim, semakin memanas. Bahkan, sebelum pencoblosan tanggal 5 Maret 2013, terjadi aksi penculikan dan sweeping terhadap pejabat di Kabupaten Muara Enim.

Sekitar 20 orang tak dikenal diduga Timses salah satu kandidat Cabup-Cawabup Muara Enim, menghadang mobil Dinas Camat Lembak, Muara Enim Fikri Hidayat Ssos. Kejadian itu, Minggu (3/03), sekitar pukul 23.00 WIB, dikawasan Jalan Desa Petanang-Talang Nangka, Kecamatan Lembak, Muara Enim.

Ketika itu, sang camat atau korban Fikri, ditemani Kapolsek Lembak AKP Syaifullah, petugas PPK Lembak Bachtiar, dan Kasi Trantib Kecamatan Lembak Nahroni. Keempatnya berencana mengecek sejumlah TPS yang ada diwilayah Kecamatan Lembak.

Selain menghadang mobil Camat, massa juga menculik sang Camat. Bahkan, selama dibawa kabur, sang Camat diintimidasi dan dianiaya dengan cara dipukul, kemudian ditelanjangi, hingga hanya mengenakan pakaian dalam saja. Karena kejadian itu, Sang Camat mengalami bengkak di bibir, lebam di dahi; serta luka memar dan benjol di kepala belakang. Selain itu, korban mengalami trauma, hingga mendapat perawatan di RS AR Bunda Prabumulih.

Bahkan, setelah menganiaya, mengintimidasi dan menelanjangi, pelaku meninggalkan korban didepan Gereja Eukemene, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Patih Galung, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, Senin (4/03), sekitar pukul 02.30 WIB, dalam kondisi hanya mengendakan pakaian dalam. Sang camat menyelamatkan diri ke rumah salah seorang kerabatnya di Jalan Prawira, Kelurahan Dusun Prabumulih, Kecamatan Prabumulih Barat.

Selain menculik dan menganiaya, pelaku juga membawa kabur 3 unit Hp, uang puluhan juta rupiah dan dompet berisi surat-surat penting milik korban. Informasinya, kejadian bermula dari Camat Lembak mengecek kesiapan sejumlah TPS, mengendarai mobil Dinas Camat Nopol BG 63 DZ. Saat mengecek, sang Camat mengajak Kapolsek Lembak, Kasi Trantib Lembak dan anggota PPK Lembak.

Awalnya, pengecekan lancar. Namun, begitu mengecek di Desa Talang Nangka, sang camat diingatkan warga, terkait ramainya Timses salah satu calon di desa tersebut. Namun, karena merasa tak melakukan kesalahan, camat beserta rombongan mengecek. Dalam perjalanan menuju Desa Petanang atau dikawasan perkebunan karet, tiba-tiba mobil sang camat dihentikan massa mengendarai lima mobil.

Puluhan orang tak dikenal ini, memaksa Camat dan Kapolsek Lembak keluar. Sang Kapolsek AKP Syaifullah memperkenalkan diri, namun tak digubris massa. Mereka tanya maksud rombongan camat keluar di malam hari. Lalu, massa menggeledah mobil sang camat. Saat menggeledah, massa menemukan dua lembar baju dan kipas yang juga bergambar salah satu milik salah satu kandidat.

Hal itulah yang diduga memicu emosi massa, hingga massa sempat membanting baju dan kipas yang ditemukan. ’’Sebenarnya kami sudah diingatkan Kades Talang Nangka, dengan mengatakan ada salah satu timses disana. Di Perkebunan karet, kami distop. Saya turun dan bilang saya kapolsek, di dalam ada camat dan kami lakukan pengecekan TPS-TPS. Ketika mereka (massa,red) mau geledah mobil Camat, saya persilakan,” terang Kapolsek Lembak AKP Syaifullah, dibincangi di RS AR Bunda Prabumulih.

Karena menemukan kipas tangan dan baju atribut kampanye, sambung Syaifullah, massa emosi dan sempat mau merusak mobil Camat, namun dihalanginya. ’’Mereka bilang mau membawa camat, saya bilang ya silakan, tapi jangan anarkis. Lalu, mobil massa mengarah ke Prabumulih, saya selamatkan mobil camat ke Polsek Cambai. Setelah itu, saya tak tahu bagaimana kondisi Camat,” sambungnya.

Terpisah, sebelumnya juga terjadi aksi sweeping oleh massa salah satu pendukupung cabup-cawabup, di jalanan antara Desa Raja Jaya, Kecamatan Penukal – Desa Tanjung Baru, Kecamatan Penukal Utara, Muara Enim, Minggu (03/03), sekitar pukul 10.10 WIB. Dalam aksi ini, massa mensweeping Kadinsos Muara Enim M Teguh Jaya. ’’Sekitar 30-40 orang sweeping saya, membawa parang dan kayu. Saya tak tau apa tujuan mereka,” jelas Teguh, ditemui di ruang kerjanya, Senin (04/03).

Saat itu, sambung Teguh, dirinya mengendarai mobil dinas bersama istri dan anak, hendak kondangan di Kecamatan Penukal Utara. ’’Massa sempat merampas kunci mobil. Namun, setelah saya jelaskan tujuan saya, akhirnya kunci mobil dikembalikan. Namun, massa sempat ambil 2 eksemplar koran dan kopiah yang ada dalam mobil. Bahkan saat di Jalan Desa Prabumenang, Penukal Utara, mobil saya kembali dihadang massa,” tambahnya.

Bupati Muara Enim Ir H Muzakir Sai Sohar, membesuk Fikri Hidayat SSos, Camat Kecamatan Lembak, yang tengah dirawat di RS AR Bunda Prabumulih, lantaran menjadi korban penculikan dan penganiayaan yang dilakukan massa salah satu timses.

Ketika dibincangi wartawan disela-sela kunjungannya itu, Ir H Muzakir Sai Sohar mengecam tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok orang terhadap stafnya itu. Muzakir menyamakan apa yang dilakukan massa tersebut, dengan perbuatan bangsa kanibal. “Negara kita negara hukum, bukan negara kanibal,” ujarnya.

Tindakan yang dilakukan rival politik tersebut, sambung Muzakir, merupakan tindakan bodoh dan dilakukan orang kubu, hendak mendapatkan atau merebut kedudukan, tetapi dengan cara bodoh. “Itu tindakan bodoh dan cara-cara orang kanibal, saya bisa melakukan itu, tapi ini negeri hukum dan sudah modern. Jangan gunakan cara-cara bodoh untuk merebut kekuasaan,” tandasnya.

Menurut Muzakir, pengambilan kekuasaan dilakukan dengan cara-cara kerajaan (perang,red), melakukan intimidasi dan teror itu sudah kuno dan tak patut lagi digunakan di zaman seperti sekarang ini. Muzakir mangaku, jika sikandidat yang menyuruh timsesnya memukuli dan menculik camat tersebut menang, dikhawatirkan akan menyebabkan Kabupaten Muaraenim menjadi Kabupaten yang penuh kekerasan dan sistim kerajaan.   

Muzakir mengungkapkan, pihaknya telah melaporkan hal tersebut ke Polisi, Kementerian Pusat dan Mabes Polri. “Saya juga sudah menelepon wakapolda secara langsung, untuk meminta bantuan pengamanan yang lebih intensif lagi. Kita meminta bantuan tentara juga, tapi bukan berarti saya menyiapkan ini karena takut, namun untuk menciptakan kondisi kondusif,” terangnya seraya mengatakan supaya orang-orang tersebut sadar.

Kapolres Muara Enim AKBP M Aris, mengakui kejadian penculikan tersebut. Orang nomor satu di Polres Muara Enim ini berjanji serius mengusut kasus penculikan dan teror, setelah selesai pelaksanaan Pemilukada. ’’Kita masih selidiki dulu dari kelompok mana. Yang jelas kasus itu kita tangani sesuai hukum yang berlaku. Siapa yang bersalah kita proses. Kejadian ini sudah saya laporkan ke Polda dan  Polda akan membackupnya,” jelasnya kepada wartawan, Senin (04/03).

Menurut Kapolres, kasus penculikan itu terjadi ketika Camat dan Kapolsek Lembak melakukan pengecekan kesiapan TPS. Ketika di jalanan sepi, mereka dihentikan sekelompok orang. Saat itu massa mau membakar mobil camat, namun diselamatkan Kapolsek. Massa bawa camat naik mobil dengan cara mata ditutup dan dibawa berputar. ’’Mereka lakukan penculikan, setelah menemukan atribut baju kaos dan kipas salah satu pasangan calon,” tegasnya.

Dalam kasus ini, ungkap Kapolres, pihaknya telah mengamankan seorang saksi untuk dimintai keterangan. Namun Kapolres enggan menyebutkan identitas saksi tersebut. ”Identitasnya tidak usah saya sebutkan. Yang jelas masih sebagai saksi untuk dimintai keterangan,” jelasnya.

Kapolres menjelaskan, terkait adanya aksi teror yang dilakukan sekelompok orang dibeberapa kecamatan, dia telah menambah personel pasukan didaerah tersebut. ”Ada 5 Polsek kita lakukan penambahan pasukan, yakni Kecamatan Penukal, Talang Ubi, Belimbing, Lembak dan Lubai,” jelasnya. Penambahan pasukan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat pemilih. Sehingga masyarakat tidak terintimidasi dan diteror kelompok tertentu.

Diakui Kapolres, dia juga telah menyebar pasukan masing-masing 1 peleton di Polsek Gelumbang, Rambang Dangku dan Tanjung Agung. ”Kekuatan personel pengamanan Pemilukada secara keseluruhan sebanyak 435 orang. Pasukan dari Polda sudah kita turunkan didaerah rawan. Bahkan, kita mendapat tambahan pasukan dari Kodim 0404 sebanyak satu peleton dari yang ada,” tambahnya.

Terpisah Kapolsek Lembak AKP Syaifullah mengaku pihaknya sudah mengamankan seorang saksi, untuk dimintai keterangan terkait penculikan camat Lembak. “Sementara yang diamankan untuk dimintai keterangan sehubungan dengan kejadian itu ada satu orang saksi, Amrin. Kepada yang bersangkutan kita menanyakan siapa-siapa saja yang ada dilokasi,” ungkap Syaifullah. (abu/luk/day/cr09)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Konsep Jelas, Perjuangan Pemekaran Rontok

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler