jpnn.com - Biasanya, cara menguji kehebatan otak adalah dengan pengetahuan atau permainan otak, apa pun yang bisa memperlihatkan cara berpikir, mengingat, dan cara Anda dalam memecahkan masalah.
Contohnya adalah permainan catur, sudoku, atau teka-teki silang. Nah, ternyata tak perlu hal-hal rumit, kondisi otak juga bisa terlihat lewat cara Anda menghadapi stres, lho!
BACA JUGA: Cara Mudah Bikin Otak Lebih Cerdas
Dilansir dari laman Medical News Today, cara Anda menghadapi stres juga bisa menunjukkan kondisi otak Anda yang sebenarnya. Ada penelitian yang membuktikan bahwa cara seseorang merespons tekanan, khususnya kelompok lansia, dapat menunjukkan seberapa sehat otak mereka.
Tenang menghadapi stres
BACA JUGA: Ini 5 Cara Bikin Otak Anda Lebih Tajam
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis “American Prychosomatic Society” tersebut dipimpin oleh Profesor Robert Stawski dari College of Public Health & Human Science di Universitas Negeri Oregon, Amerik Serikat. Dalam penelitiannya itu, ia dan rekannya meneliti bagaimana tanggapan 111 partisipan lansia berusia 65-95 tahun dalam menghadapi stres sehari-hari (misalnya dalam menghadapi jalanan yang macet) dapat memengaruhi kesehatan kognitif mereka.
Selama periode penelitian berlangsung - yaitu 2,5 tahun - peneliti mengevaluasi kesehatan kognitif partisipan menggunakan penilaian standar selama enam bulan. Selain itu, partisipan juga diminta untuk selalu memperhatikan dan menyebutkan setiap dua set angka yang muncul dalam sesi latihan mereka.
BACA JUGA: Mengungkap Efek Negatif dari Minum Es
Selama itu, para peserta telah menyelesaikan latihannya hingga 30 kali. Mereka pun diminta untuk berbicara tentang stres yang mereka alami setiap harinya serta stresor (penyebab stres) apa yang biasanya menjadi pemicu stres di lingkungan sekitarnya.
Hasilnya, lansia yang merespons stresnya dengan lebih tenang berhasil menyebutkan dua set angka dengan tepat. Sebaliknya, lansia yang menceritakan atau merespons stres dengan emosi negatif mengalami kesulitan dalam menyebutkan dua set angka dengan tepat.
Dengan kata lain, orang yang merespons stres dengan emosi atau sikap negatif menunjukkan fokus mental dan kesehatan otak yang lebih buruk ketimbang orang yang merespons stres dengan lebih tenang.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa lansia yang merespons stres dengan baik dan tenang umumnya berusia 60 hingga pertengahan 70-an tahun. Lansia yang merespons stres secara negatif umumnya berusia akhir 70-an tahun sampai 90-an tahun.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut, Prof. Robert menyarankan kepada para lansia senior untuk memperhatikan respons emosional mereka apabila ingin fungsi otaknya terjaga.
Jika menyingkirkan penyebab stres ada sesuatu yang mustahil, maka satu-satunya cara yang paling mungkin adalah dengan berdamai dengan keadaan. Lagipula, hal yang menurunkan kemampuan kognitif seseorang bukanlah stresornya, melainkan respons diri Anda sendiri. Jadi, semakin tenang dan objektif Anda dalam menyikapi berbagai permasalahan, maka semakin baik pula fungsi otak Anda.(RN/ RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Kiat Mudah Saat Hadapi Stres
Redaktur & Reporter : Yessy