jpnn.com - MEDAN – Begitu naik podium untuk menyampaikan arahan, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) Kemendagri Bahtiar langsung mengucap kalimat permintaan maaf.
“Maaf, saya pakai baju santai, karena saya sebenarnya hanya ingin ngopi-ngopi, kumpul-kumpul dengan teman-teman Kesbangpol se-Sumut,” ujar Bahtiar saat membuka acara FGD Komunikasi Sosial dan Politik Isu-Isu Strategis Bidang Politik dan Pemerintahan Umum Guna Mendukung Sukses Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 di Hotel Grand Mercure Medan Angkasa, Kamis, 16 Maret 2023.
BACA JUGA: Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar Mengulas 4 Indikator Pemilu Sukses, Begini
Acara tersebut digelar Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) Kemendagri.
Para kepala Badan Kesbangpol Kabupaten/Kota se-Sumut memang tampil rapi di acara tersebut. Mayoritas mengenakan baju batik. Sementara, Bahtiar berbaju putih lengan pendek.
BACA JUGA: Kemendagri Raih Penghargaan RAN PE Award 2023, Lihat Itu Dirjen Polpum Bahtiar & Komjen Boy Rafli
Hadir juga di acara tersebut Penjabat Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Elfin Elyas Nainggolan.
Bahtiar tampak sekali ingin memanfaatkan pertemuan itu untuk menjalin kedekatan dengan jajaran Kesbangpol se-Sumut.
BACA JUGA: Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar: KPU Banding atau Tidak, Tahapan Pemilu 2024 Jalan Terus
Bahtiar mengakui, sejak menjadi Dirjen Polpum, dirinya terlalu sibuk dengan tugas-tugas di pusat. Antara lain memimpin tim perumus 4 undang-undang pembentukan daerah otonom baru di Papua.
Disusul kesibukan merumuskan Perppu Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas UU Nomor 7/2017 tentang Pemilu.
Sebelumnya merangkap menjadi Pj Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), ditambah masa pandemi Covid-19 yang membatasi interaksi secara langsung.
“Karena kondisi itu saya kurang silaturahmi dengan teman-teman,” ujar Bahtiar.
Dia lantas meminta meminta para kepala Badan Kesbangpol kabupaten/kota berdiri, menyebut nama.
“Bukan untuk mengabsen, tetapi saya ingin kenal satu per satu,” ujar pria kelahiran Bone, Sulsel, itu.
Pada kesempatan tersebut, birokrat kelahiran 16 Januari 1973 itu mengatakan bahwa cakupan tugas Kesbangpol sangat luas dan tidak mengenal hari libur.
“Kesbangpol tidak kenal tanggal merah. Semua hitam,” ujar doktor ilmu pemerintahan itu.
Dia mengatakan, kerja jajaran Kesbangpol mirip dengan aparat keamanan, camat, kepala desa, yang harus siap kapan saja.
“Karena kejadian, peristiwa, bisa muncul kapan saja. Ancaman-ancaman bisa terjadi kapan saja. Nah, early warning system harus selalu ada, tak mengenal hari libur,” kata Bahtiar.
Kedatangan Bahtiar dan beberapa direktur di Ditjen Polpum, antara lain Direktur Kewaspadaan Nasional Sri Handoko Taruna ke Medan juga dalam rangka koordinasi jelang hajatan nasional Pemilu 2024.
“Sumut ini barometer politik nasional. Apa yang terjadi di Sumut berpengaruh pada cuaca, panas dinginnya politik nasional,” ujar Bahtiar, mantan Direktur Politik Dalam Negeri itu.
Dia meminta jajaran Kesbangpol se-Sumut makin intens terjun ke lapangan, bertemu tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh ormas, tokoh partai.
“Saya minta, saya perintahkan, turun ke lapangan, turun ke lapangan. Jalin komunikasi dengan banyak kalangan. Temui tokoh-tokoh di kampung, temui preman-preman, temui jagoan-jagoan,” kata Bahtiar.
Bahtiar mengatakan, jika komunikasi dengan banyak kalangan terjalin baik, maka bisa mengetahui aspirasi mereka, sekaligus bisa mendeteksi secara dini potensi-potensi konflik.
"Saya melihat wajah teman-teman, saya lihat sangat optimistis," ucap Bahtiar. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu