KONSUMSI makanan berlemak dan tinggi kalori bisa tidak membahayakan tubuh. Asal, setelah konsumsi makanan tersebut langsung diikuti dengan olah raga. Hal tersebut berdasar temuan studi kesehatan terbaru di jepang.
Hasil dari temuan tersebut menunjukkan kegiatan olah gerak ringan seperti jalan kaki yang dilakukan satu jam setelah mengkonsumsi hidangan tinggai lemak dan kalori terbukti menurunkan kadar trigliserida, serta kadar lemak dalam darah. Lebih lanjut, olahraga yang dilakukan setelah makan lebih efektif menurunkan kadar trigliserida dibanding olahraga yang dilakukan sebelum makan.
Studi anyar yang telah dipublikasikan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise, Februari tahun lalu itu menunjukkan adanya peningkatan level trigliserida menjadi 10 (sekitar 38 persen dari kadar lemak) saat seseorang mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
Dalam dua hari yang berbeda, para peneliiti meminta para relawan untuk berolahraga setelah mereka mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Dan di hari kedua, mereka tidak melakukan kegiatan olahraga.
Hasilnya, ketika para relawan tidak berolahrga, dua jam setelah makan kadar trigliserida meningkat dari 66 mg/dL menjadi 172 mg/dL. Padahal, normalnya kadar trigliserida adalah 150 mg/dL.
Saat seseorang mengkonsumsi makanan berlemak dua jam setelah berolahraga, level trigliserida akan menurun menjadi 148 mg/dL dalam kurun dua jam. Akan tetapi ketika olahraga dilakukan satu setelah makan, level trigliserida akan menurun menjadi 131 mg/dL.
Yang perlu diperhatikan, kendatipun berolahraga mampu menurunkan level trigliserida, jika konsumsi makanan tinggi lemak tidak dikurangi, maka risiko terkena penyakit kardivaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) tetap mengintai. (mas/jpnn)
Hasil dari temuan tersebut menunjukkan kegiatan olah gerak ringan seperti jalan kaki yang dilakukan satu jam setelah mengkonsumsi hidangan tinggai lemak dan kalori terbukti menurunkan kadar trigliserida, serta kadar lemak dalam darah. Lebih lanjut, olahraga yang dilakukan setelah makan lebih efektif menurunkan kadar trigliserida dibanding olahraga yang dilakukan sebelum makan.
Studi anyar yang telah dipublikasikan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise, Februari tahun lalu itu menunjukkan adanya peningkatan level trigliserida menjadi 10 (sekitar 38 persen dari kadar lemak) saat seseorang mengkonsumsi makanan tinggi lemak.
Dalam dua hari yang berbeda, para peneliiti meminta para relawan untuk berolahraga setelah mereka mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Dan di hari kedua, mereka tidak melakukan kegiatan olahraga.
Hasilnya, ketika para relawan tidak berolahrga, dua jam setelah makan kadar trigliserida meningkat dari 66 mg/dL menjadi 172 mg/dL. Padahal, normalnya kadar trigliserida adalah 150 mg/dL.
Saat seseorang mengkonsumsi makanan berlemak dua jam setelah berolahraga, level trigliserida akan menurun menjadi 148 mg/dL dalam kurun dua jam. Akan tetapi ketika olahraga dilakukan satu setelah makan, level trigliserida akan menurun menjadi 131 mg/dL.
Yang perlu diperhatikan, kendatipun berolahraga mampu menurunkan level trigliserida, jika konsumsi makanan tinggi lemak tidak dikurangi, maka risiko terkena penyakit kardivaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) tetap mengintai. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Penderita TB Belum Terobati
Redaktur : Tim Redaksi