jpnn.com, JAKARTA - Mendengkur saat tidur bisa dihentikan dengan cara yang sangat sederhana.
Menurut pakar psikiatri dan pengobatan tidur sekaligus pendiri Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine Alex Dimitriu MD, dengkuran muncul dari udara yang keluar melalui saluran pernapasan dengan kondisi sebagian tertutup atau menyempit.
Mendengkur mungkin merupakan gangguan yang tidak berbahaya, namun juga bisa menjadi indikasi beberapa kondisi tidur seperti sleep apnea.
BACA JUGA: 5 Masalah Kesehatan Intai Orang yang Tidur Mendengkur
Karena itu, ada baiknya memahami akar penyebabnya, sehingga bisa dilakukan upaya untuk menghentikannya dan tahu kapan saatnya harus ke dokter.
Penyebab mendengkur
Ada beberapa hal yang bisa menjadi alasan seseorang mendengkur, mulai dari alergi hingga posisi tidur.
BACA JUGA: Reaksi Yusril Sungguh Tak Terduga Disebut Pengikut Pemikiran Hitler
Pada kasus alergi, seperti halnya pilek, alergi dapat menyebabkan hidung tersumbat dan akhirnya mendengkur.
"Alergi dapat menyebabkan mendengkur karena menyebabkan peradangan pada saluran hidung," kata pakar saraf Chelsie Rohrschieb, PhD seperti dikutip dari Health, pada Senin (11/10).
BACA JUGA: Presiden Jokowi Sampai Bereaksi Begini Sikapi Banyak Masyarakat Terjerat Pinjol
Penyebab lain, saluran udara tersumbat atau menyempit. Kondisi seperti sleep apnea atau sindrom resistensi saluran napas atas juga dapat menyebabkan hal ini terjadi.
Menurut direktur medis di Sleep Center, Respiratory Therapy dan PFT Lab di Phelps Hospital Steven Thau, MD, faktor fisik tertentu mungkin juga berperan di sini.
Orang dengan lidah yang besar, rahang pendek atau persegi, mulut kecil, amandel membesar, atau polip juga dapat menyumbat saluran udara.
Di sisi lain, kondisi pilek dapat berperan pada munculnya dengkuran.
Dimitriu mengatakan mendengkur dapat terjadi karena hidung tersumbat, menyebabkan seseorang hanya bernapas melalui mulut.
Selain itu, posisi tidur terlentang pun bisa berkontribusi membuat seseorang mendengkur.
Menurut Dr. Thau, saluran udara bisa tersumbat dan menyebabkan seseorang mendengkur.
Cara Berhenti Mendengkur
Setelah mengetahui penyebab mendengkur, cenderung memudahkan seseorang berhenti dari sesuatu yang bisa mengganggu tidur orang di sebelahnya.
Bila masalahnya karena alergi, Rohrschieb menyarankan rutin menyemprot hidung menggunakan obat semprot hidung sebelum tidur, untuk membantu mengatasi peradangan hidung yang disebabkan oleh alergi.
Apabila penyebabnya dari fisik, seperti lidah yang lebih besar atau mulut yang kecil, Dr. Thau menyarankan berkonsultasi dengan dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) untuk membantu memilih opsi yang tepat.
Sementara bila penyebab dengkuran karena posisi tidur terlentang, bisa mencoba posisi tidur lain, walau memang akan sulit mengubah kebiasaan jangka panjang.
Belum lagi, kecenderungan setiap orang sulit mengontrol posisi tidur saat dalam keadaan terlelap.
Bagi siapa pun yang berjuang untuk beralih, Dr. Dimitriu menyarankan memberi semacam ganjalan di punggung atau bagian belakang tubuh.
Cara ini walau cenderung ekstrem, tetapi akan membantu berguling ke samping setiap kali berada dalam posisi tidur terlentang di malam hari.
Selain itu, ada beberapa kebiasaan tambahan yang dapat membatasi atau menghentikan dengkuran antara lain berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Kemudian, obat penenang sebelum tidur dan merokok, karena bisa bisa mengiritasi saluran hidung.
Sementara alkohol bisa mengendurkan otot dan dapat memperburuk dengkuran.
Selain itu, penggunaan nasal dilator atau nasal strip untuk membantu membuka jalur udara lewat hidung sehingga membuat anda bernapas lebih saat tidur juga bisa menjadi pilihan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika dengkuran cukup keras untuk membangunkan orang lain di rumah atau bahkan diri sendiri, ini saatnya untuk menemui dokter, kata Dr. Thau.
Menurut dia, hal yang sama berlaku jika mengalami kantuk di siang hari, palpitasi atau panik di malam hari, perubahan fungsi bagian eksekutif atau mendapati mulut sangat kering di pagi hari.
Dokter nantinya dapat menentukan apakah anda memiliki kondisi tidur tertentu.
Rohrschieb menjelaskan, apabila sudah mencoba berbagai cara dan masih mendengkur, maka penting berbicara dengan dokter karena mendengkur sangat terkait dengan gangguan pernapasan saat tidur seperti sleep apnea.
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan seseorang terganggu disertai periode henti napas secara berulang pada saat tidur.
Dengkuran keras menjadi salah satu gejala yang bisa diwaspadai dari masalah kesehatan ini.
“Hingga 95 persen penderita sleep apnea mendengkur, dan tingkat keparahan mendengkur meningkat seiring dengan keparahan sleep apnea,” kata dia.
Setelah dokter mendiagnosis sleep apnea, dapat menjelajahi opsi perawatan lebih lanjut.
Rohrschieb menambahkan dokter dapat membantu menentukan penyebab pasti dari dengkuran dan menyusun rencana perawatan bahkan untuk orang yang tidak menderita sleep apnea.
Dalam banyak kasus, berobat jalan ke dokter juga diperlukan untuk mendiagnosis dan menemukan pengobatan untuk masalah fisik.
"Evaluasi THT dapat membantu mengidentifikasi potensi penyebab obstruksi dan membantu memutuskan pilihan medis atau bedah, apa pun itu asal yang terbaik," pungkas Dr. Thau.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang