jpnn.com - Militer Rusia yang sedang menggempur Ukraina tak hanya ditakuti karena punya berbagai senjata mematikan.
Hal lain yang ditakuti dari tentara Rusia ialah kekejamannya.
BACA JUGA: Info Intel Sebut Rusia Rekrut Tentara Bayaran di Suriah, Sebegini Gajinya
Negeri yang mewarisi sebagian besar wilayah bekas Uni Soviet itu juga menggunakan cara keji menyiksa tawanan.
Perang Chechen I adalah bukti kekejaman Rusia. Konflik yang diawali invasi Rusia ke Chechnya pada 1994 itu menyisakan banyak saksi yang pernah mengalami siksaan keji dari pasukan negeri Beruang Merah tersebut.
BACA JUGA: Panglima Armada Laut Hitam Rusia Tewas saat Pertempuran di Ukraina
Wartawan perang John Sweeney dalam artikelnya di The Guardian menulis tentang pengakuan para tentara Chechen yang sempat ditangkap Rusia. Ada sebuah metode dengan sebutan ‘gajah’ yang dipakai untuk menyiksa para tawanan.
Seorang penyintas dari siksaan itu mengungkapkan metode gajah adalah pemasangan masker gas dan tabung udara terhadap para tawanan perang. Kedua tangan tawanan diikat di belakang.
BACA JUGA: Rusia Tak Mampu Menyakiti Amerika, tetapi Bisa Bikin Eropa Sengsara
Selanjutnya, tentara Rusia menutup tabung pernapasan yang memasok udara ke masker.
“Kemudian saya mulai tersedak,” ujarnya.
Seorang penyintas lainnya mengungkapkan tawanan yang disiksa dengan cara itu bakal tak berdaya. Begitu masker gas dipasang, tawanan akan mulai mengap-mengap.
Terkadang siksaan tak berhenti di situ. Tentara Rusia juga mengurung para tawanan di dalam sebuah ruangan tertutup, lalu menyemprotkan gas air mata.
“Hanya melihat gas di ruangan itu akan membuat orang-orang mengakui apa saja,” ujarnya.
Rusia juga melakukan berbagai bentuk penyiksaan di sebuah lokasi detensi di Chernokozovo, Chechnya.
Siksaannya berupa pemukulan, eksekusi palsu untuk menakuti tawanan lain, pemerkosaan, penyetruman, dan penggunaan bahan kimia.
Seorang mantan tawanan mengaku pernah dimandikan dengan bahan kimia. Akibatnya, dia buta selama berhari-hari.
“Saya dimasukkan ke dalam sebuah sel. Ada bahan kimia di sana,” tuturnya.
Penyintas itu baru berusia 17 tahun saat mengalami siksaan mengerikan tersebut. Tangannya juga diikat di belakang punggung.
“Saya hampir kehilangan penglihatan ketika mereka memasukkan kepala saya (ke cairan kimia),” katanya.
Ada pula siksaan berupa sangkar dan tong. Para tawanan dimasukkan ke dalam sangkar itu, lalu diturunkan ke tong berisi air.
“Anda tak akan bisa keluar dari sana,” ucapnya. (Daily Star/JPNN.com)
Redaktur & Reporter : Boy