jpnn.com, KYIV - Suriah yang dilanda perang saudara ternyata juga melibatkan diri ke dalam konflik antara Rusia dengan Ukraina.
Negeri di Timur Tengah itu berencana mengirimkan 40.000 tentara bayaran untuk memperkuat kekuatan tempur Rusia.
BACA JUGA: Wagner Group, Tentara Sewaan Putin yang Tak Pandang Bulu & Bertempur bagi 1 Klien
Intelijen Ukraina melaporkan dalam waktu dekat ini puluhan ribu tentara bayaran beserta senjata dan peralatan lainnya akan dikirim dari Suriah ke Rusia dan Belarusia.
Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, sebuah laporan intelijen bertanggal 13 Maret 2022 mengindikasikan Rusia telah membuka 14 lokasi perekrutan tentara bayaran di Suriah. Lokasi perekrutan itu ada di Damaskus, Aleppo, Hamma, Raqqa, dan Dayr az-Zawr.
BACA JUGA: Sniper Paling Menakutkan di Dunia Tiba di Ukraina, Ganteng, Tetapi Rekornya Ngeri
Laporan telik sandi itu juga menyebut Rusia menyediakan gaji antara USD 300- USD 600 untuk setiap tentara bayaran dari luar negeri yang mau berperang di bawah bendera negeri pimpinan Vladimir Putin tersebut.
Pada 11 Maret lalu, Putin dikabarkan mengizinkan 16.000 sukarelawan dari Timur Tengah yang akan bergabung dengan tentara dukungan Rusia di Donbas, wilayah timur Ukraina.
BACA JUGA: Ini Daftar 10 Sniper Top Dunia, Nomor 5 Berjuluk Wanita Maut
Media pemerintah Rusia mengabarkan Presiden Republik Chechnya Ramzan Akhmadovich Kadyrov juga akan mengirim 1.000 tentara untuk membantu pasukan negeri Beruang Merah itu bertempur di Ukraina.
Namun, Ukraina mengeklaim para tentara bayaran yang bergabung dengan pasukan Rusia itu sedang dalam kondisi kurang bersemangat.
Banyaknya pasukan Rusia yang menjadi korban perlawanan Ukraina mengakibatkan para tentara bayaran tersebut enggan terlibat peperangan.
"Kremlin ingin melibatkan pasukan Suriah dari rezim Assad dalam perang melawan Ukraina. Jika mereka membeku, artileri kami akan menghangatkan mereka," ujar akun Kementerian Pertahanan Ukraina di Twitter.(JPost/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni