jpnn.com, JAKARTA - Belakang ini mobil bertransmisi automatik (matik) banyak diminati oleh banyak masyarakat karena memiliki kemudahan saat dikemudikan.
Namun, mobil tersebut perlu dirawat agar performanya bisa terjaga dengan baik.
BACA JUGA: 5 Tips Berkendara Mobil Matik Saat Terobos Banjir
Technical Specialist PT. Pertamina Lubricants (PTPL), Brahma Putra Mahayana mengatakan pemilik mobil matik harus rajin untuk mengecek bagian oli transmisi.
Sebab, jika terjadi kebocoran pada komponen itu, maka akan berakibat fatal.
BACA JUGA: Jangan Salah, Begini Cara Parkir Mobil Matik
Dia menjelaskan tanda-tanda kebocoran pada komponen itu seperti ketika melakukan perpindahan tuas timbul suara kasar pada bagian transmisi.
"Saat ingin memindahkan tuas dari P ke D tiba-tiba muncul suara dan getaran, atau bahkan saat tuas transmisi dipindah dari N ke D, atau N ke R. Itu harus waspada terutama jika timbulnya suara ini secara terus menerus," kata Brahma Putra dalam keterangan resminya, Jumat (30/9).
BACA JUGA: Mau Beli Mobil Matik Bekas? Jangan Asal, Cek Dulu Bagian Ini
Dia menjelaskan, kebocoran pada cairan transmisi jangan dianggap sepele.
Pasalnya, oli transmisi pada mobil matik sangat vital karena kendaraan itu tidak bisa bekerja dengan sempurna jika volumenya berkurang.
"Volume oli transmisi harus pas agar bisa berfungsi dengan baik, jadi sedikit saja kebocoran transmisi pada mobil matik bisa menimbulkan masalah serius," ungkapnya..
Biasanya, ketika masalah ini terjadi mobil dalam keadaan dingin transmisi tidak berfungsi atau mobil tidak mau jalan.
Sementara ketika mesin panas, mobil baru berjalan normal. Penyakit seperti ini sering terjadi pada tahapan lanjut.
"Bagi pengguna mobil matik, diharapkan selalu rutin melakukan pengecekan terhadap transmisi, terutama mengganti oli transmisi sesuai dengan anjuran pabrikan mobil," ujar dia.
Untuk meminimalisir hal tersebut, pemilik disarankan untuk melakukan perawatan berkala pada mobil itu setiap setiap 20.000 km.
"Pada mobil matik, system transmisi juga bisa mengalami keausan, imbasnya akan ada partikel misalkan kotoran seperti debu halus yang merupakan produk keausan tersebut," katanya.
"Lama kelamaan debu ini akan bisa mengubah properties Pelumas seperti viskositas, warna, dan lainnya. Contohnya warna, apabila oli matik menjadi lebih gelap ada baiknya transmisi matik melakukan flushing atau pengurasan oli secara total," sambunya.
Selain itu, penyebab rusaknya oli matik lantaran adanya penguapan yang berlebih pada pelumas itu sendiri.
Menurut dia, jika zat tersebut sudah banyak terkumpul di area tersebut akan dapat mengganggu kinerja dari sistem transmisi matik, terutama pada fitur perpindahan gigi otomatisnya.
Untuk itu, dia menyarankan pada pemilik mobil matik untuk melakukan penggantian oli sesuai rekomendasi pabrikan.
"Penggantian pelumas ini dilakukan agar sistem transmisi tetap terlumasi dengan baik, karena pelumas juga memiliki masa pakai yang akan berkurang fungsinya seiring waktu pemakaian," katanya. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Cek Oli Transmisi Mobil Matik, Mudah Kok
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian