Cara Pemakaian Tas Agar Otot Tidak Kaku

Jumat, 16 Januari 2015 – 15:29 WIB
Foto Ilustrasi. Dok. Jawa Pos

jpnn.com - TAS merupakan piranti wajib bagi pelajar, mahasiswa, serta pegawai. Tanpa tas, mereka akan kerepotan mengemas barang-barang yang diperlukan. Tapi, tak jarang pemakaian tas memberikan keluhan pegal di bahu, punggung, dan leher.

 

”Pemakai tas wajar kok kalau merasakan pegal,” tutur dr Primadenny Airlangga SpOT(K) MSi. Penyebab pegal tersebut adalah muscle spasm (kejang/kaku otot).

BACA JUGA: Inilah Cara Mengatasi Kecanduan Makanan

Menyandang tas selempang atau ransel terlalu lama akan mengakibatkan otot ngotot. Akibatnya, otot kelelahan.

BACA JUGA: Periode Menstruasi Bisa Jadi Indikator Kesehatan

Untuk menghindari spasme, pengguna tas sebaiknya beristirahat sejenak. Tas bisa dilepas, lalu gerakan peregangan atau stretching dilakukan. Tujuannya, otot kembali rileks dan lemas.

Pengguna tas ransel yang sering mengeluh punggung pegal menandakan bahwa tas yang dipakainya terlalu berat. Bisa juga, tas terlalu lama dipanggul.

BACA JUGA: Sebuah Cerita Tentang Kopi

’’Jadi, pegal-pegal itu tidak ada hubungannya dengan tali tas yang kepanjangan atau kependekan,’’ ucap dokter kelahiran 8 April 1978 tersebut.

Spesialis orthopaedi dan traumatologi dari RSUD dr Soetomo itu menjelaskan, tali tas ransel yang dipendekkan membuat posisi tas makin tinggi dan mendekati sumbu tubuh. Beban tulang belakang dan otot-otot tulang belakang pun akan lebih ringan.

Sebab, gaya yang bekerja melawan bending moment (gaya lentur otot) lebih kecil. Ketika tali tas dipanjangkan, gerak tangan saat berjalan tidak terganggu. ”Jadi, tas ransel berat bukan penyebab tulang punggung bengkok. Itu memang kelainan bawaan,” terangnya.

Efek pemakaian tas selempang bisa menimbulkan spasme otot leher. Otot-otot bekerja lebih keras menyangga kepala tetap di tengah. ’’Badan pasti jadi condong ke arah tas,’’ jelas anggota tim termuda di Divisi Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr Soetomo tersebut.

Upaya memindah tali tidak berpengaruh pada pegal di leher. Tas disilang atau lurus di bahu sama saja. Pemakaian tas selempang juga bukan penyebab leher miring.

’’Memang ada (kelainan leher miring) sendiri, namanya kelainan torticolis,’’ tegas Denny. Kelainan itu merupakan anomali anatomi. Salah satu leher miring ke satu arah. Jadi, ketika dilihat, kepala pengidapnya juga tampak agak miring.

Untuk meredakan pegal, Denny menyarankan, beban tas dikurangi. Meski demikian, tidak ada beban maksimal untuk usia tertentu. Bergantung ukuran tubuh atau massa otot pemakai tas. Massa otot tiap orang berbeda. Jadi, tiap orang tidak punya batasan tentang waktu pakai atau berapa beban yang pas.

Dia menyarankan penggunaan strap (tali) tas dengan pinggiran tumpul dan lunak. Dengan demikian, tidak timbul trauma karena gesekan di pundak. ’’Selain itu, kalau capek, tas bisa dijinjing atau diletakkan. Baru dipakai lagi,’’ ucapnya. (fam/c10/nda)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Busana Kerja Simpel, Tetap Cantik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler