Cara Pemerintah Genjot Kualitas Guru

Rabu, 14 Agustus 2019 – 11:13 WIB
Dirjen GTK Kemendikbud Supriano. Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menggencarkan program peningkatkan kualifikasi pendidikan, kompetensi dan keterampilan guru, serta tenaga kependidikan.

Program penghargaan juga diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan berprestasi serta berkarya melalui berbagai lomba-lomba seperti Inovasi Pembelajaran (Inobel) dan Olimpiade Guru (OGN).

BACA JUGA: 908 Guru Berlomba Menunjukkan Kreativitas Mengajar

"Semua program itu diharapkan akan timbul upaya pembaruan dan inovasi dalam proses pembelajaran," kata Dirjen GTK Kemendikbud Supriano dalam pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi dan Berdedikasi, Selasa (13/8).

BACA JUGA: 908 Guru Berlomba Menunjukkan Kreativitas Mengajar

BACA JUGA: Suara Warga Korban Tsunami: Daging Banyak Tetapi Nasi Tidak Ada

Beragam stimulan lain juga terus diberikan agar guru mampu mengajari dan membimbing peserta didik menguasai lima potensi dasar abad ke-21.

Yaitu kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, komunikatif, bekerja sama, dan berkolaborasi, serta mampu menghadirkan sebuah kepercayaan diri.

BACA JUGA: Ibu-ibu dari Kemendikbud Tidak Mau Sembarangan Salurkan Hewan Kurban

Salah satunya adalah perubahan pola pelatihan berbasis zonasi yang dikembangkan saat ini untuk mendorong penguatan guru oleh rekan sejawatnya.

"Kini, pendidikan dan pelatihan guru akan berbasis kebutuhan dan dapat menjangkau lebih banyak guru karena tidak lagi terpusat yang sering terkendala waktu, jarak, dan biaya," terangnya.

Melalui program peningkatan kompetensi pembelajaran (PKP) berbasis zona, para guru didorong untuk saling bertukar pengalaman dengan sejawatnya di kelompok kerja guru (KKG) dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di wilayah masing-masing, khususnya dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas.

"Polanya 5 in (pelatihan) dan 3 on (penerapan). Jumlahnya 82 jam. Materinya cukup lengkap," ujar Supriano.

Dia menjelaskan, dalam PKP itu terdapat materi refleksi, baik internal maupun eksternal, kemudian dilakukan semacam supervisi klinis.

Setelah itu, para guru peserta PKP diajak untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi.

"Siswanya, ka,  dituntut untuk mampu. Jangan sampai gurunya belum pernah dilatih seperti itu," imbuh Supriano.

Dia berharap hasil inovasi dari ajang Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi ini akan menjadi praktik-praktik baik yang didiseminasikan dalam program PKP di berbagai zona.

"Kami harapkan, Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdediksi ini bisa menciptakan model-model untuk proses pembelajaran inovatif berbasis kegiatan (project based learning)," kata Supriano.

Dia menambahkan, ajang Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi merupakan titik awal untuk terus berkarya, berinovasi, dan berjuang memajukan pendidikan nasional.

"Yang datang ke sini bukan memperebutkan juara. Yang datang ke sini telah menjadi pemenang semua dari daerah asal masing-masing," ungkap Supriano.

Selain mengikuti lomba, 694 guru dan tenaga kependidikan yang datang dari 34 provinsi ini akan mengikuti sejumlah kegiatan selama berada di Jakarta.

Di antaranya mengikuti Sidang Tahunan MPR RI bersama Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2019 serta upacara HUT ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019 di kantor pusat Kemendikbud. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Juara Umum Olimpiade Geografi Internasional 2019


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler