jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (Pertamedika IHC) berperan aktif membantu pemerintah memerangi virus corona (covid-19).
Pertamedika IHC membangun dua rumah sakit modular khusus penanganan pasien covid-19, yakni RS Pertamina Jaya dan RSPP Extension Simprug.
BACA JUGA: Sudah 261 TKA China Masuk Sultra, Apa Kabar Virus Corona?
RS Pertamina Jaya menambahkan extension 90 bed yang dibangun dalam dua minggu.
Sementara itu, RS Pertamina Pusat menambahkan RS Extension Simprug dengan kapasitas 300 bed yang dibangun dalam 30 hari.
BACA JUGA: Korea Utara Nol Kasus Virus Corona, Kim Jong Un Bilang Begini
RSPP Extension Simprug dibangun di bekas lapangan sepak bola seluas 22.700 meter persegi dengan kapasitas 300 tempat tidur bertekanan negatif.
Perinciannya adalah 240 tempat tidur non-ICU, 31 tempat tidur ICU, 19 tempat tidur HCU, sepuluh tempat tidur IGD, kamar operasi, ruang bersalin, NICU, dan fasilitas cuci darah untuk pasien Covid-19.
Pertamedika IHC menyadari pentingnya penerapan teknologi digital dalam meningkatkan layanan kesehatan yang inklusif.
Salah satu akselerasi transformasi digital layanan kesehatan yang diterapkan Pertamedika IHC adalah penggunaan solusi kolaborasi and komunikasi digital dari Cisco.
Lewat teknologi ini, dokter dan tim medis dapat berkomunikasi secara digital melalui live video yang aman dan andal dari mana saja dan kapan saja.
Solusi ini juga membantu mengurangi risiko paparan tenaga medis, tanpa mengurangi kualitas layanan kesehatan dari tenaga kesehatan kepada pasien covid-19.
Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rachmat menjelaskan, pihaknya tengah fokus dalam memberikan layanan terbaik dengan menerapkan transformasi digital secara luas dan menyeluruh pada layanan kesehatan.
“Tidak dapat dimungkiri bahwa lewat penggunaan teknologi ini rumah sakit dapat meminimalkan berbagai kendala di rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus seperti RS Covid-19,” kata dia, Minggu (5/7).
Dia menambahkan, terobosan itu mendorong inovasi teknologi di bidang medis, memaksimalkan komunikasi efektif antartenaga medis, hingga pada akhirnya makin menunjang standardisasi kualitas pelayanan yang optimal pada pasien.
“Tidak hanya pada satu rumah sakit, tetapi untuk seluruh RS di berbagai pelosok Indonesia,” kata dia. (jos/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Ragil