jpnn.com, JAKARTA - Istri capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan ke Pasar Tempel Way Dadi di Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung, pada Rabu (10/1) demi mengecek harga kebutuhan pokok.
Diketahui, Atikoh lebih dahulu berolahraga bersama ratusan kader partai pengusung dan sukarelawan paslon Ganjar-Mahfud MD di kompleks Stadion Sumpah Pemuda, Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung, Rabu sebelum menuju pasar.
BACA JUGA: Berpantun di Lampung, Atikoh Singgung Satyam Eva Jayate, Kebenaran Akan Menang
Atikoh saat tiba di pasar, langsung melihat sayur-mayur yang dijual pedagang di area depan lokasi.
Dia kemudian memborong sayur-sayuran, lalu bahan pokok yang sudah dibeli itu langsung dibagikan ke warga sekitar.
BACA JUGA: Atikoh Ganjar Serap Aspirasi Pelaku Usaha Mikro Pas Hadir di Acara Syukuran Hasil Bumi
Atikoh selama di pasar juga terlihat mendatangi ibu penjual jamu tradisional dan berdialog membahas situasi perdagangan lokal.
"Biasanya jualan di sini habis terus," tanya dia kepada ibu penjual jamu, Rabu.
"Iya, alhamdulillah habis," jawab si ibu.
Atikoh selanjutnya menanyakan jenis jamu yang cepat laris dibeli warga dan dijawab kunyit asam oleh penjual.
"Ya, sudah. Saya kunyit asem, tetapi dibungkus, ya. Biar sehat, biar strong," kata ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar memesan jamu.
Atikoh dari pedagang jamu terlihat mendatangi seorang pedagang tempe dan tahu yang berada di area dalam pasar.
"Wah, ini favoritku," kata alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), lalu menunjuk tempe yang dijajakan di atas meja.
Atikoh kemudian menanyakan harga tempe dan tahu kepada para pedagang, termasuk mencari informasi soal biaya kedelai.
Dia melanjutkan blusukan dengan bertemu dengan pedagang kue, cabai, dan sayur untuk mencari tahu harga komoditas tersebut.
Atikoh mengatakan selama di pasar mencari informasi soal harga kebutuhan pokok seperti beras yang masih dalam keadaan stabul.
"Kemudian terkait dengan harga bahan pokok di Lampung, menurut saya, relatif terjangkau, seperti beras itu Rp 14 ribu, itu kemudian sayur-sayuran ini harganya agak rendah, lagi agak turun karena lagi banyak panen. Kalau yang komoditas yang lain relatif stabil," kata Atikoh.
Dia selama di pasar juga mendengar aspirasi soal sulitnya ibu pengojek tradisional yang tidak bisa memakai aplikasi antar dan jemput.
"Tadi kami sudah koordinasi dengan teman-teman yang ada di Lampung untuk memberikan pelatihan untuk bagaimana mereka bisa beralih ke teknologi, hambatannya di mana," kata dia. (ast/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan