jpnn.com, PADANG - Semen Padang yang turun kasta ke Liga 2 2020 saat ini tengah membutuhkan suntikan dana segar untuk bangkit dan kembali bercokol di tahta tertinggi kompetisi Tanah Air musim mendatang.
"Tim membutuhkan pendanaan yang kuat dan saat ini bukan zamannya lagi tim sepak bola bergantung dengan sumber pendanaan utama dari perusahaan BUMN," kata Manajer Semen Padang FC Hermawan di Padang, Minggu.
BACA JUGA: 23 Pemain Resmi Teken Kontrak dengan Madura United
Ia mengatakan hal ini sudah dibuktikan dalam dua musim yang lalu. Tim ini tertatih dalam persoalan pendanaan, sehingga manajemen harus bekerja keras memutar otak mencari dana.
Menurut dia, untuk satu musim kompetisi, sebuah tim harus memiliki dana sekitar Rp25 miliar hingga Rp30 miliar agar tim mampu berjalan normal.
BACA JUGA: Sering Berbuat Terlarang di Masjid, Tepergok Saat Melakukan yang Keempat Kalinya
Dana itu dipergunakan mulai dari kontrak dan gaji pemain, pelatih, kebutuhan tim, biaya tandang, akomodasi, pesawat, dan lainnya dalam satu musim kompetisi.
Sementara pemasukan dari sponsor juga dibilang kecil. Ia membandingkan dengan salah satu sponsor di Jawa, yakni perusahaan makanan mampu memberi pemasukan Rp2 miliar ke tim agar nama produk mereka ada di kostum tim.
BACA JUGA: Otis Essigba Merapat, Lini Depan Madura United Semakin Menakutkan
Sementara di Semen Padang, mungkin total seluruh sponsor yang ada di kostum tim sebesar Rp2 miliar.
"Nilai sponsor paling tinggi sekitar Rp750 juta dan nilai kontraknya di bawah itu. Walau ramai merek perusahaan di baju, nilainya kecil," kata dia.
Ia mengatakan saat ini tim sedang melakukan penjajakan dengan investor yang juga putera Minangkabau.
Investor ini menurutnya akan menggelontorkan dana yang cukup besar untuk mendanai tim, termasuk menyelesaikan persoalan pemenuhan kewajiban terhadap Tristan Koskor.
"Pembicaraan terus dilakukan agar kerja sama ini dapat berjalan dengan baik. Investor ini bertujuan mengangkat tim Semen Padang kembali ke level atas," kata dia.
Ia mengatakan kerja sama ini juga akan menjadikan tim Semen Padang sebagai tim profesional yang tidak lagi bergantung pada satu perusahaan saja.
“Kami nanti akan seperti Bali United yang dikelola profesional. Tidak hanya tim, stadion juga akan dikelola dengan baik. Ini juga menjadi sorotan karena kandang kami kualitasnya kurang bagus," kata dia.
Terkait dengan nama investor tersebut, pihaknya belum mau menyebutkan nama, namun dia seorang pengusaha yang memiliki perusahaan berupa holding.
"Putera daerah yang juga pengusaha. Kami ingin bangkitkan tim ini," kata dia.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi