Cari Masalah ala Anindya Bakrie

Minggu, 19 Februari 2012 – 00:26 WIB

jpnn.com - APA aktivitas Anindya Novyan Bakrie belakangan ini? Putra sulung pengusaha papan atas Aburizal Bakrie dan Tatty Bakri ini sedang hobi ’’cari-cari masalah.’’ Hah? Cari masalah? Nggak salah itu? Lazimnya, orang menghindari masalah, jangan terbelit masalah, tidak mau berkutat dengan masalah, Anda malah mencari masalah? Seperti kurang kerjaan saja?

’’Pengusaha itu hiburannya ya mencari masalah baru dan menemukan solusi terbaiknya. Tentu yang dicari adalah masalah-masalah menarik, dengan solusi menghibur,’’ ucap Anin –sapaan Anindya Bakrie--, Presiden Direktur Bakrie Telecom dan Visi Media Asia yang membawahi ANTV, TV-One, dan VIVAnews ini, mengawali perbicangan santai selama 90 menit di kantornya, Wisma Bakrie I, Jalan Rasuna Said, Jakarta.

Penampilannya konsisten, batik tenun warna krem berkerah pendek, dengan sisiran rambut menyamping ke kanan. Di banyak forum, Anin pede model yang tidak neko-neko seperti itu. Kesannya memang lebih tua dari usianya, yang masih 38 tahun. Mungkin dia ingin membungkus performance dirinya agar terkesan lebih senior, lebih dewasa, seperti pikiran-pikiran kreatifnya yang lebih cepat dari usianya. Menu makan malam pilihannya, Kamis malam itu, juga serba sehat dan tidak neko-neko. Sup, gurami, tofu, siomay, sayur dan sedikit nasi.

Porsinya juga ’’tidak serakah’’, sekadar menjawab protes si perut yang sudah memberi sinyal saatnya menggiling makanan saja. Melihat gaya makan dan cara mengunyah yang cepat, saya yakin dia penggemar kuliner yang potensial. Melihat ukuran lingkar perut yang tipis, saya yakin dia masih rajin marathon dan atletik untuk membakar kalori.

Melihat antusiasme diskusi saat makan malam itu, saya memastikan dia orang yang rasa ingin tahunya banyak. Melihat banyak joke ala pengusaha yang dia kisahkan, saya meyakini Anin memang anak muda supel dan komunikatif. Modal yang cukup untuk menularkan virus entrepreneurship ke komunitas mahasiswa yang lebih dari 95 persen masih bercita-cita menjadi PNS itu.

:TERKAIT ’’Saya sedih, 2,5 juta lulusan S-1 kita pengangguran. Karena mimpinya menjadi PNS. Padahal, ada banyak peluang di luar sana yang bisa di-create menjadi business opportunity yang malah menyerap tenaga kerja? Saya keliling beberapa kampus di daerah untuk mendorong rasa percaya diri mereka untuk menjadi wirausaha,’’ ucap jebolan Stanford Graduate School of Business Stanford, California M.B.A., Global Management Program (GMP), Juni 2001 ini. Anin optimis, ekonomi Indonesia akan terus membaik, PDB terus menanjak.

Saat ini, RI diuntungkan oleh komposisi demografi yang berbentuk piramida. Jumlah usia produktif jauh lebih dominan dibandingkan leguin veteran yang usianya sudah di atas 60 tahun. Meskipun, angka harapan hidup kita meningkat, sehingga umur banyak orang lanjut usia yang masih segar bugar. Semampang komposisinya bagus, harus dimaksimalkan dengan baik. Gambaran kependudukan itu, jauh berbeda dengan potret Eropa saat ini yang mulai menua.

Orang tuanya lebih banyak. Tanggal 25-29 Januari 2012 lalu dia merasakan sendiri atmosfer ekonomi Eropa dalam acara The World Economic Forum Annual Meeting di Davos-Klosters, Switzerland. Union Eropa seperti menjadi tua, lebih rentan dengan hantaman badai krisis global saat ini. Bukan tidak mungkin, perusahaan-perusahaan multinasional yang berpusat di Eropa akan berinvestasi ke luar negeri yang memiliki prospek lebih menantang. Jika capital flight terjadi, maka akan memberi tekanan lebih kuat buat ekonomi Eropa.

’’Bayangkan saja, masyarakatnya sudah tua-tua, sudah menikmati hidup, merasa establish. Behavior-nya minum kopi di café, nge-wine dan menikmati romantisme masa lalu, dalam irama hidup yang slowly. Perasaan mereka adalah orang kaya, berada di negara kaya, dengan cadangan devisa pemerintah yang kaya,’’ tutur Anin dengan intonasi dan memberi tekanan pada huruf ’’s’’ yang amat meyakinkan.

Berbeda dengan AS yang detak jantungnya masih terasa. ’’Masih ada kapitulasi saham Facebook, dan Apple yang nilainya fantastis. Kreativitas orang AS masih bisa diandalkan untuk melawan krisis global dan pengangguran. Karena hanya spirit entrepreneur dan kreativitas password-nya,” tambah Anin yang juga memimpin Yayasan Bakrie Untuk Negeri (BUN) ini. Apa yang bisa dilakukan Indonesia menyambut era baru, di mana kiblat ekonomi sudah ke timur? Asia ibarat sun rise, Barat seperti sedang sun set?

Pemerintah kita sudah betul, peraturan seharusnya sudah berlaku, jangan menjual sumber daya alam mentah-mentah ke luar negeri! Menjual CPO sawit dan batubara ke Tiongkok, lalu dipakai sumber energi untuk industri garmen atau apa saja, dan ujungnya diekspor juga ke Indonesia? Harus didorong industri pengolahan, menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, sehingga bisa menaikkan value, nilai komoditas dan menyelesaikan problem ketenagakerjaan Indonesia.

Caranya? Kasih insentif, kasih fasilitas bagi dunia usaha sebagai perangsang agar mereka berkomitmen membangun industri dalam negeri yang kokoh. Sayang kalau potensi SDA yang memiliki potensi multiple effects itu hanya dijual murah ke asing. Anin sendiri? Apa yang sedang dipikirkan untuk bisnis ke depan?

’’Saya sedang menggagas bisnis berbasis teknologi internet, e-commerce, android, selain di media elektronik (TV) dan dot.com yang sudah eksis. Saya tidak akan masuk ke cetak, sudah ada Jawa Pos Group, hehe..’’ jawabnya diplomatis. ’’Jumlah pengguna credit card di Indonesia masih terbatas. Pengguna Esia prepaid, yang menyimpan pulsa jauh lebih banyak. Karena itu, pulsa itu bisa dijadikan alat bayar, semacam safe deposit yang bisa diuangkan, bisa dipakai untuk jual beli, tidak harus transfer bank dan tidak harus bawa cash. Infrastruktur kami sudah ada,’’ jelas Anin.

Ada ide untuk memajukan negeri? ’’Dunia pendidikan nasional harus lebih cepat berlari! Perbanyak SMK (kejuruan, red) yang siap masuk ke bursa lapangan kerja. Perkuat Politeknik, untuk menambah jenjang keterampilan teknis tenaga kerja itu! Dorong dan motivasi untuk menjadi entrepreneur, jangan semua berlabuh ke PNS atau politisi! Banyak sektor swasta yang butuh kreativitas anak-anak muda!” semangatnya.

Bagi wirausahawan pemula? Jangan abaikan pikiran-pikiran gokil dan tukang usil cari-cari masalah. Bisa jadi, itulah percikan api entrepreneurship paling original. Ikuti saja muaranya, karena gagasan besar biasa mengalir dari sungai-sungai kecil yang mengangkut ide-ide unik. Macam Anindya Bakrie, refreshingnya saja ’’mencari masalah baru’’, yakni diskusi dari kampus ke kampus! (*)


*)Penulis adalah Pemred-Direktur Indopos, dan Wadir Jawa Pos.


BACA ARTIKEL LAINNYA... Pajak Warteg

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler