Carlos Alcaraz, Baru 19 Tahun Sudah jadi Nomor 1 Dunia

Senin, 12 September 2022 – 14:43 WIB
Carlos Alcaraz. Foto: Darren Carroll/USTA

jpnn.com - NEW YORK CITY - Namanya Carlos Alcaraz. Remaja Spanyol berusia 19 tahun.

Buat penggila tenis, nama itu sudah tak asing.

BACA JUGA: Final US Open 2022: Carlos Alcaraz & Casper Ruud Berebut Status Nomor 1 Dunia

Tahun ini Alcaraz bersinar, memenangi sejumlah turnamen ATP Tour, mengalahkan petenis mapan seperti Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Alexander Zverev.

Alcaraz datang ke ajang grand slam US Open 2022 sebagai peringkat keempat dunia.

BACA JUGA: Madrid Open: Tragis, Rafael Nadal Dihajar Remaja 19 Tahun


Carlos Alcaraz. Foto: Darren Carroll/USTA

Alcaraz pulang dari US Open 2022 sebagai juara dan berhak atas status nomor satu dunia.

BACA JUGA: Djokovic Yakin Remaja 19 Tahun ini Jadi Jawara Tenis Masa Depan

Per 12 September 2022 ini, poin Alcaraz sudah melampaui dan berhak menggusur Daniil Medvedev dari puncak.

Cowok Spanyol ini memenangi US Open 2022 setelah mengalahkan satu lagi petenis muda Casper Ruud (23 tahun, Norwegia).

Alcaraz menang 6-4, 2-6, 7-6(1), 6-3 pada laga final yang heboh di Arthur Ashe Stadium, Senin pagi WIB.

Sama-sama muda, Alcaraz dan Ruud menampilkan kekuatan, kecepatan, akurasi yang nyaris sama.

Alcaraz unggul soal pukulan-pukulan atraktif yang membuat puluhan ribu penonton di Arthur Ashe berdiri memberikan tepuk tangan.

Ruud menyerah setelah tiga jam 20 menit.

Alcaraz pun menjadi nomor satu dunia, termuda dalam sejarah peringkat ATP (sejak 1973).

Dia menjadi juara grand slam termuda sejak Rafael Nadal yang berusia 19 tahun memenangi Roland Garros pada 2005, dan juara termuda US Open sejak Pete Sampras berusia 19 tahun pada 1990.

Alcaraz adalah bocah Spanyol yang telah menarik banyak perhatian, karena dianggap sebagai Big Thing berikutnya dalam dunia tenis pria.

Dia dinyanyikan chorus "Ole, Ole, Ole! Carlos!" yang bergema dari atap tertutup di Arthur Ashe. Alcaraz pun terlihat sering memberi isyarat kepada para pendukung untuk bersuara lebih keras.

Dia hanya sebentar menunjukkan tanda-tanda kelelahan, setelah harus melewati tiga pertandingan dengan lima set, berturut-turut, sebelum mencapai final. Sesuatu yang belum pernah dilakukan siapa pun di US Open dalam 30 tahun.

Ruud bukan pemain yang kebetulan menembus final. Dia harapan Norwegia, runner-up Roland Garros 2022, kalah dari Rafael Nadal.

Alcaraz seperti menemui sisi lemah Ruud, backhand, dan terus mencecar bagian itu terutama saat servis.

Ruud pantas mendapat penghargaan sportivitas karena mengakui poin yang dia tidak pantas dapatkan.

Itu terjadi saat dia tertinggal 3-4 di set pertama. Dia berlari ke depan untuk mendapatkan bola pendek yang memantul dua kali sebelum raket Ruud menyentuhnya. Wasit tak melihat.

Permainan berlanjut dan Alcaraz ragu-ragu kemudian gagal merespons.

Namun, Ruud memberi tahu wasit apa yang telah terjadi, memberikan poin kepada Alcaraz. Semua bertepuk tangan.

Mungkin banyak orang berharap Alcaraz akan merayakan prestasi semacam ini lagi selama bertahun-tahun yang akan datang, menggantikan era Nadal, Djokovic, dan Roger Federer.

“Ini adalah sesuatu yang saya impikan sejak kecil. Menjadi No. 1 di dunia, menjadi juara grand slam. Ini sesuatu yang saya kerjakan dengan sangat keras untuk bisa meraihnya. Sulit untuk berbicara sekarang, terlalu banyak emosi," kata Alcaraz. (uso/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler