BACA JUGA: Obama-Michelle Dapat Saingan di Gedung Putih
"Jika kita melihat visi solusi suatu negara, yang sepertinya bakal menjadi tren, saya harap bukan sesuatu yang tidak bisa ditawar, Israel justru akan hancur," paparnya
BACA JUGA: Bebas dari Gitmo, Gabung Al Qaidah
Sayang, tidak ada di antara tiga pilihan tersebut yang menguntungkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Ehud Olmert.Opsi pertama adalah menumpas sejumlah besar warga Palestina
BACA JUGA: Jemput Hambali, Polisi Datangi Guantanamo
Jumlah penduduk yang besar bisa menyulitkan posisi Israel sebagai oposan berdirinya Palestina sebagai suatu negara"Pembasmian sejumlah besar warga Palestina yang mengancam kepentingan Israel itu bakal sama dengan genosida," ujar Carter.Sementara itu, pilihan kedua dan ketiga pun tidak memberikan banyak celah bagi Israel guna mewujudkan harapanKeduanya berhubungan dengan hak pilih warga PalestinaYakni, mengebiri hak pilih warga Palestina jika referendum dihelat atau memberikan hak penuh kepada mereka"Pilihan pertama bakal menjadikan Israel dilabeli apartheidSedangkan yang kedua berarti kemenangan bagi Palestina," lanjut penerima anugerah Nobel Perdamaian itu
Pandangan yang dipaparkan Carter di sela launching buku terbarunya, We Can Have Peace in the Holy Land, tersebut bukan sesuatu yang baruSebelumnya, dalam buku yang dia luncurkan pada 2006, Palestine: Peace Not Apartheid, dia mengungkapkan hal senadaMenurut dia, solusi dua negara tetap jauh lebih baik ketimbang satu negaraAsal, keduanya bisa hidup berdampingan dalam damai(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penulis Naskah Pidato Obama Boyong Model Majalah Pria ke Gedung Putih
Redaktur : Tim Redaksi