Catat Deflasi Tertinggi Selama 17 Tahun

Selasa, 03 Mei 2016 – 13:01 WIB
BPS. Foto: Jawa Pos.Com

jpnn.com - JAKARTA – Tren deflasi kembali berlanjut April lalu. Hal itu sesuai dengan prediksi Bank Indonesia. Kemarin (2/5) Badan Pusat Statistik (BPS) merilis deflasi  April sebesar 0,45 persen.

Angka deflasi tersebut merupakan tertinggi sejak 1999 yang mencapai 0,68 persen. “Ini menunjukkan bahwa perkembangan harga komoditas bahan pokok terkendali,’’ kata Kepala BPS Suryamin di kantornya.

BACA JUGA: Kupas Tuntas Tax Amnesty, Bagaimana Hasilnya?

Penurunan harga bahan bakar minyak, tarif dasar listrik, dan harga sejumlah kebutuhan pokok menjadi faktor utama deflasi. Sumbangan kelompok perumahan, air, listrik, serta gas dan bahan bakar mencapai 0,13 persen.

Deflasi juga disebabkan penurunan harga kelompok bahan makanan, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Komponen utama adalah tarif angkutan dalam kota dan tarif angkutan udara.

BACA JUGA: 12 Investor Australia Bidik Bisnis di Indonesia

Bahan makanan yang turun harga, antara lain, cabai merah, beras, daging ayam, dan telur ayam. Bahan makanan yang mengalami kenaikan harga adalah makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Inflasi juga terjadi pada kelompok sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah, tomat, sayur, bawang putih, wortel, apel, jeruk, pepaya, minyak goreng, rokok keretek, rokok keretek filter, dan kontrak rumah.

BACA JUGA: Ada Kabar Baik Bagi PNS Nih

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, deflasi pada April terjadi seiring dengan target inflasi berkisar 3–4 persen sepanjang tahun ini. Darmin meminta angka deflasi tidak dikaitkan dengan penurunan daya beli masyarakat. ’’Inflasi dan deflasi bulanan itu hanya bicara harga-harga. Jangan ditarik ke mana-mana,’’ tegasnya.

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Andiwiana mengakui, capaian deflasi masih sejalan dengan perkiraan BI. Hingga akhir tahun, BI memprediksi inflasi indeks harga konsumen berkisar 3,6 persen atau masih berada dalam sasaran BI 4 plus minus satu. (ken/dee)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Caketum Golkar Bicara Program Listrik 35 Ribu MW


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler