jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritisi tema Hardiknas 2021 yaitu 'Serentak Bergerak, Mewujudkan Merdeka Belajar'.
Menurut Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim, tema yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) justru bertolak belakang dengan pendidikan saat ini.
"Jika diperhatikan secara saksama bagaimana Kemendikbudristek dan Mas Menteri Nadiem saat ini mengelola pendidikan, dua frasa dalam kalimat itu (tema Hardiknas 2021) justru mengandung kontradiksi di dalamnya," tutur Satriwan, Selasa (4/5).
Dia menyebutkan, dalam catatan P2G ada 7 kasus yang mencuat selama hampir dua tahun ini gegara kebijakan Nadiem Makarim, yaitu:
BACA JUGA: Indra Charismiadji Sentil Nadiem, Larangan IDAI Sudah Jelas, Tetapi Masih Nekat PTM
1. Program Organisasi Penggerak yang menyebabkan PGRI, NU, Muhammadiyah undur diri.
2. Merdeka Belajar yang menduplikasi hak merek dagang PT Sekolah Cikal.
BACA JUGA: Nadiem Pamer Terobosan Merdeka Belajar, Jokowi: Bagus, Mas Menteri
3. Hilangnya pelajaran Sejarah dalam rencana penyederhanaan kurikulum.
4. Proses penyederhanaan kurikulum yang hingga kini tertutup, tidak transparan, serta tidak melibatkan semua pemangku kepentingan.
"Didominasi oleh lingkaran jaringan lembaga think tank Mendikbudristek," ujar Satriwan.
5. Tidak adanya frasa Agama dalam Peta Jalan Pendidikan.
6. Hilangnya Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam PP Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
7. Kamus Sejarah Indonesia yang dibuat Kemendikbudristek tidak memasukkan beberapa tokoh nasional dalam lema (entri), seperti nama KH. Hasyim Asyari, AH. Nasution, Abdurrahman Wahid, bahkan selevel Sukarno dan Hatta.
"Di sisi lain malah memasukkan nama Abu Bakar Baasyir dalam lema," ucapnya.
Polemik tersebut, tambah Satriwan, berakhir dengan klarifikasi Nadiem. (esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad